Dorong Kemitraan dengan Petani, BPP Pare Gandeng Jiva Indonesia untuk Penyerapan Hasil Panen

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Saturday, 22 February 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

UMKMJATIM.COM – Diberitakan bahwa Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pare, Kabupaten Kediri, memfasilitasi sosialisasi yang melibatkan Jiva Indonesia dalam upaya meningkatkan penyerapan hasil panen jagung dan padi dari para petani setempat.

Kegiatan yang berlangsung pada Jumat (21/2/2025) ini dihadiri oleh 29 peserta yang terdiri dari anggota kelompok tani serta pedagang atau pengepul jagung di Kecamatan Pare.

Sri Hadiawati, selaku Koordinator BPP Pare dari Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri, menjelaskan bahwa sosialisasi tersebut mengusung tema “Rekrutmen Sahabat Tani”.

Program ini bertujuan untuk mengajak para petani, khususnya pengepul dan pedagang jagung, agar bersedia bermitra dengan Jiva Indonesia melalui pemanfaatan aplikasi digital yang disediakan.

Menurut Sri, dengan adanya kemitraan ini, diharapkan penjualan jagung para petani bisa terarah dan terserap oleh PT. Jiva secara lebih optimal.

Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa keputusan untuk menerima Jiva sebagai mitra tetap berada di tangan para peserta sosialisasi.

Baca Juga :  70 UMKM Surabaya Terima Pelatihan Digital untuk Tingkatkan Kapasitas Bisnis

Pihak BPP Pare hanya memfasilitasi proses pengenalan program dan memberikan kebebasan kepada petani untuk menentukan pilihan terbaik bagi mereka.

Sementara itu, Sujarwo, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Pare, menyampaikan harapannya agar Jiva Indonesia dapat mengikuti sistem penjualan hasil panen yang selama ini sudah berjalan di kalangan petani.

Ia menjelaskan bahwa proses jual beli antara petani dan tengkulak selama ini berlangsung cukup sederhana dan tanpa prosedur yang rumit.

Pada umumnya, tengkulak datang langsung ke lokasi panen untuk menilai kualitas jagung tanpa menggunakan alat pengukur kadar air atau pengujian lainnya.

Mereka hanya melihat atau meremas-remas jagung sebelum memutuskan untuk membeli.

Menurut Sujarwo, jika proses penjualan melalui Jiva Indonesia terlalu rumit atau banyak persyaratan teknis, hal tersebut dikhawatirkan akan menyulitkan para petani.

Ia berharap Jiva Indonesia mampu menawarkan sistem yang lebih praktis dan tidak memberatkan.

Baca Juga :  UMKM Binaan BPOM Berperan Besar dalam Membangun Ekosistem Beauty and Wellness di Wellfest 2024!

Selain itu, ia juga menginginkan agar Jiva bisa memberikan harga penawaran yang lebih kompetitif dibandingkan harga yang ditawarkan oleh para tengkulak selama ini.

Menurutnya, jika Jiva mampu bersaing dalam penentuan harga beli, maka petani akan lebih tertarik untuk bermitra.

Lebih lanjut, Sujarwo mengungkapkan bahwa selama bertahun-tahun, para petani di Kecamatan Pare memang sudah terbiasa menjual hasil panen mereka kepada tengkulak.

Sistem ini dinilai lebih mudah karena proses penjualan dilakukan secara langsung dan tanpa banyak tahapan teknis.

Namun, ia tidak menutup kemungkinan adanya perubahan pola penjualan jika Jiva Indonesia mampu memberikan keuntungan lebih bagi para petani.

Dari segi produksi, Sujarwo menyebutkan bahwa rata-rata hasil panen jagung di Kecamatan Pare mencapai sekitar 7 ton per hektar.

Potensi produksi yang cukup tinggi ini seharusnya bisa diimbangi dengan sistem penyerapan hasil panen yang lebih baik dan menguntungkan bagi para petani.

Melalui sosialisasi ini, BPP Pare dan Jiva Indonesia berusaha menawarkan alternatif sistem pemasaran hasil panen yang lebih terstruktur dan transparan.

Baca Juga :  Intip 5 Ide Usaha Pertanian yang Bikin Kamu Penasaran

Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu petani meningkatkan pendapatan mereka dengan akses langsung ke pasar yang lebih luas, tanpa harus bergantung sepenuhnya pada tengkulak.

Bagi pemerintah daerah, langkah ini juga menjadi bagian dari upaya memperkuat sektor pertanian lokal serta mendorong penggunaan teknologi dalam pengelolaan hasil pertanian.

Dengan pemanfaatan aplikasi digital dari Jiva Indonesia, para petani diharapkan dapat lebih mudah memasarkan produk mereka, mendapatkan harga jual yang layak, dan menghindari praktik perdagangan yang tidak menguntungkan.

Ke depan, keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada respons dan kesiapan petani untuk beradaptasi dengan teknologi baru.

Namun, dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan sinergi antara petani dan Jiva Indonesia mampu menciptakan ekosistem pertanian yang lebih baik di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Pemkot Batu Dorong Pertanian Berdaya Saing Global, Fokus Jalin Kerja Sama Internasional
Pasar Murah di Kabupaten Madiun, Strategi Pemkab Kendalikan Harga dan Jaga Daya Beli Masyarakat
Bupati Pasuruan Pantau Operasi Pasar Pangan Murah, Pastikan Harga Stabil Menjelang Idulfitri
Harga Cabai di Bondowoso Meroket Awal Ramadan, Pedagang dan Konsumen Mengeluh
Lonjakan Permintaan Perlengkapan Salat di Lamongan Awal Ramadan: Pedagang Raup Keuntungan Besar
Ketersediaan Daging Sapi di Kota Batu Jelang Ramadan 2025 Dipastikan Aman
Pentingnya Penyulaman dalam Budidaya Tebu untuk Meningkatkan Produktivitas Gula
Harga Bahan Pokok Melonjak di Sumenep Awal Ramadhan: Ibu Rumah Tangga Mengeluh, Pedagang Beri Penjelasan

Berita Terkait

Tuesday, 4 March 2025 - 20:00 WIB

Pemkot Batu Dorong Pertanian Berdaya Saing Global, Fokus Jalin Kerja Sama Internasional

Tuesday, 4 March 2025 - 19:30 WIB

Pasar Murah di Kabupaten Madiun, Strategi Pemkab Kendalikan Harga dan Jaga Daya Beli Masyarakat

Tuesday, 4 March 2025 - 19:00 WIB

Bupati Pasuruan Pantau Operasi Pasar Pangan Murah, Pastikan Harga Stabil Menjelang Idulfitri

Monday, 3 March 2025 - 21:00 WIB

Harga Cabai di Bondowoso Meroket Awal Ramadan, Pedagang dan Konsumen Mengeluh

Monday, 3 March 2025 - 20:30 WIB

Lonjakan Permintaan Perlengkapan Salat di Lamongan Awal Ramadan: Pedagang Raup Keuntungan Besar

Berita Terbaru