UMKMJATIM.COM – Dari kabar bencana alam, banjir besar melanda dua desa di Kabupaten Situbondo, yaitu Desa Kendit dan Desa Tambak Ukir, setelah air sungai meluap akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut.
Peristiwa ini terjadi pada Senin, 3 Februari 2025, sekitar pukul 21.00 WIB, mengakibatkan ratusan rumah warga serta berbagai fasilitas umum terendam air dengan ketinggian mencapai 60 sentimeter.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, Sruwi, menjelaskan bahwa hujan dengan intensitas tinggi berlangsung selama kurang lebih lima jam, dimulai sejak pukul 16.00 WIB.
Debit air yang meningkat drastis menyebabkan sungai di sekitar desa meluap, merendam permukiman warga dan merusak infrastruktur di sekitarnya.
Dampak banjir yang cukup parah terjadi di Desa Kendit, di mana sekitar 400 rumah mengalami kerusakan.
Sementara itu, di Desa Tambak Ukir, terdapat sekitar 100 rumah yang terdampak, dengan 21 di antaranya hanyut terbawa arus sungai.
Selain merusak hunian warga, banjir juga menyebabkan kerusakan pada sejumlah fasilitas umum, termasuk masjid, sekolah, serta dua jembatan yang terputus.
Kerusakan dua jembatan tersebut terjadi di Dusun Beringin dan Dusun Tambak Ukir, yang mengakibatkan sekitar 200 warga terisolasi.
Kondisi ini menyulitkan akses bantuan dan mobilitas warga yang berada di daerah terdampak.
BPBD Situbondo saat ini tengah melakukan upaya tanggap darurat dengan berkoordinasi bersama pemerintah desa dan berbagai pihak terkait untuk menyalurkan bantuan kepada warga yang terdampak.
Beberapa kebutuhan mendesak yang telah diidentifikasi antara lain makanan, air bersih, pakaian, serta peralatan untuk membersihkan rumah yang terdampak banjir.
Selain itu, tim BPBD juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat kondisi cuaca yang masih berpotensi ekstrem.
Masyarakat di sekitar bantaran sungai diharapkan untuk lebih berhati-hati dan siap siaga menghadapi kemungkinan meningkatnya debit air kembali.
Dengan adanya kejadian ini, BPBD dan pemerintah daerah diharapkan dapat mempercepat langkah-langkah mitigasi bencana,
termasuk memperbaiki infrastruktur yang rusak dan mencari solusi jangka panjang agar peristiwa serupa tidak kembali terjadi di masa mendatang.***