UMKMJATIM.COM – Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Batu, Jawa Timur, terus berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data dari Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumperindag) Kota Batu, terdapat 2.897 unit UMKM yang tersebar di wilayah ini, dengan 331 di antaranya berhasil naik kelas dan menembus pasar ekspor.
UMKM tersebut berkontribusi sebesar 86,7 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Batu, yang mencapai Rp18,5 triliun pada tahun 2023.
Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Wamen UMKM) Helvi Y Moraza menyampaikan dukungannya terhadap akselerasi UMKM di Kota Batu agar lebih banyak pelaku UMKM yang bisa naik kelas.
Ia mengungkapkan, salah satu kunci utama dalam mencapai hal tersebut adalah dengan memperoleh legalitas dan sertifikasi, karena hal ini menjadi gerbang bagi UMKM untuk mengakses lebih banyak fasilitas pendukung lainnya.
“Harus ada support dari pemerintah daerah agar pelaku UMKM, ekonomi kreatif naik kelas. Kolaborasi yang baik antar pemangku kepentingan menjadi kunci keberhasilan mewujudkan wisata UMKM di Kota Batu,” ujar Helvi saat menghadiri Safari Wisata UMKM yang digagas oleh Diskumperindag Kota Batu.
Safari Wisata UMKM kali ini mengunjungi tiga lokasi berbeda, yakni Sentra Wisata UMKM Rejoso di Desa Junrejo, Co-Working Space Pasar Induk Among Tani, dan Cubes Cafe serta Galeri Dekranasda Kota Batu di PLUT-KUMKM Agrokreatif.
Helvi mengungkapkan, dengan potensi pariwisata yang besar, Kota Batu memiliki peluang untuk mengembangkan UMKM lebih pesat, khususnya yang berhubungan dengan ekonomi kreatif.
“Dari segi program sedikit banyak ada kekurangan, tetapi konsistensi dan komitmen kuat dari pihak terkait, pemda, pengusaha, dan bantuan fasilitas pemerintah pusat, membuat kebutuhan pelaku UMKM bisa difasilitasi,” tambahnya.
Helvi juga menekankan pentingnya peran tiga kementerian yang terlibat dalam mendukung UMKM, yaitu Kementerian Ekonomi Kreatif, UMKM, dan Pariwisata.
Ia berharap Kementerian Koperasi dapat memberikan dukungan dalam hal legalitas dan mendorong kreativitas pelaku UMKM di Indonesia, serta memastikan akses permodalan dari perbankan daerah.
“Dengan menyambut potensi daerah seperti Kota Batu, kami di Kementerian UMKM dipesankan harus sesegera mungkin mengatasi persoalan klasik permodalan dan akses pasar,” tegas Helvi.
Pada kesempatan yang sama, Helvi meresmikan Co-Working Space UMKM Pasar Induk Among Tani Kota Batu, yang dirancang sebagai pusat kegiatan kreatif bagi pengusaha UMKM.
Fasilitas ini dilengkapi dengan pelatihan bisnis, konsultasi pemasaran, serta akses teknologi digital.
“Fasilitas ini bukan hanya tempat bekerja, tetapi juga wadah untuk berkolaborasi dan berinovasi. UMKM kita harus mampu memanfaatkan teknologi dan berjejaring untuk bisa menembus pasar global,” tuturnya.
Helvi juga mengapresiasi pembentukan Kampung Ekonomi Kreatif dan UMKM Rejoso, yang memperkenalkan produk lokal seperti kerajinan tangan, kuliner tradisional, dan layanan penginapan yang dikelola warga setempat.
“Ini adalah bukti bahwa usaha mikro dan kecil bisa menjadi tulang punggung ekonomi daerah. Kampung Wisata ini bukan hanya menawarkan keindahan alam dan budaya, tapi juga menjadi wadah bagi UMKM untuk tumbuh dan berkembang,” tambahnya.
Helvi berharap keberadaan kampung wisata ini dapat membuka peluang bagi UMKM lokal untuk memperluas pasar mereka.
Ia mendorong pengusaha UMKM agar terus berinovasi dalam menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan.
“Kementerian UMKM juga akan terus memberikan dukungan berupa pelatihan, pendampingan, dan akses pembiayaan agar UMKM di kawasan ini bisa lebih kompetitif,” pungkasnya.
Dengan berbagai dukungan ini, Kota Batu berpotensi untuk menjadi contoh sukses dalam pengembangan UMKM yang berbasis kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, serta mampu memanfaatkan sektor pariwisata untuk memperkuat ekonomi lokal.