UMKMJATIM.COM – Dalam merintis sebuah usaha, mengetahui besaran modal yang dibutuhkan merupakan langkah penting agar bisnis dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Perhitungan modal yang tepat akan membantu calon pebisnis dalam menyiapkan dana yang cukup dan menghindari kendala keuangan di masa mendatang.
Modal usaha yang diperlukan untuk memulai bisnis dapat dihitung dengan berbagai metode.
Salah satu cara sederhana yang sering digunakan adalah dengan menjumlahkan seluruh biaya yang akan dikeluarkan sebelum usaha beroperasi.
Biaya ini mencakup seluruh aspek yang dibutuhkan dalam bisnis, mulai dari produksi hingga pemasaran.
Komponen Biaya dalam Modal Usaha
Dalam perhitungan modal usaha, ada beberapa elemen biaya yang harus diperhitungkan.
Biaya ini dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan tujuan penggunaannya, di antaranya:
• Biaya Produksi
Biaya produksi mencakup pengadaan bahan baku, alat produksi, tenaga kerja, dan fasilitas pendukung lainnya.
Jika usaha yang akan dijalankan bergerak di bidang manufaktur atau kuliner, maka biaya ini menjadi komponen utama dalam perhitungan modal.
• Biaya Distribusi
Distribusi merupakan proses penting dalam bisnis, terutama bagi usaha yang menjual produk ke berbagai daerah atau menggunakan sistem pengiriman kepada pelanggan.
Biaya distribusi meliputi ongkos kirim, biaya logistik, dan pengemasan produk agar tetap aman sampai ke tangan konsumen.
• Biaya Promosi dan Periklanan
Agar bisnis dapat dikenal oleh calon pelanggan, strategi pemasaran yang efektif perlu diterapkan.
Biaya promosi ini mencakup pembuatan materi pemasaran, iklan digital, pemasaran media sosial, hingga biaya endorsement jika menggunakan influencer untuk meningkatkan brand awareness.
Menurut Heni Pridia dalam bukunya 25 Resep Gluten Free Snack + Hitungan Bisnis Agar Untung, besaran modal awal yang dibutuhkan untuk memulai usaha dapat dihitung dengan menjumlahkan dua jenis biaya utama, yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah, terlepas dari jumlah produksi atau penjualan yang dilakukan.
Biaya ini tetap harus dibayarkan meskipun bisnis belum mendapatkan keuntungan. Contoh biaya tetap dalam bisnis meliputi:
• Sewa tempat usaha atau kantor
• Gaji karyawan tetap
• Pembelian peralatan produksi
• Biaya listrik, air, dan internet yang bersifat tetap setiap bulan
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel bersifat fleksibel dan bergantung pada volume produksi serta aktivitas usaha.
Semakin tinggi tingkat produksi, semakin besar pula biaya variabel yang dikeluarkan. Beberapa contoh biaya variabel dalam bisnis adalah:
• Pembelian bahan baku
• Biaya operasional harian
• Biaya promosi dan iklan yang bergantung pada strategi pemasaran
• Biaya transportasi atau pengiriman barang
Pentingnya Menghitung Modal Usaha Secara Akurat
Menghitung modal usaha dengan cermat sangat penting untuk memastikan bahwa bisnis dapat berjalan dengan lancar tanpa mengalami kendala finansial di awal pendiriannya.
Perencanaan modal yang baik juga membantu pelaku usaha dalam mencari sumber pendanaan yang sesuai, baik dari modal pribadi maupun pinjaman.
Kesalahan dalam perhitungan modal dapat menyebabkan kekurangan dana yang berdampak pada tertundanya operasional bisnis.
Sebaliknya, jika modal yang disiapkan terlalu berlebihan tanpa perencanaan yang matang, bisa saja dana tersebut tidak dimanfaatkan secara efisien.
Menentukan besaran modal usaha adalah langkah awal yang penting dalam menjalankan bisnis.
Modal ini dapat dihitung dengan menjumlahkan berbagai jenis biaya, mulai dari produksi, distribusi, hingga pemasaran.
Perhitungan yang lebih rinci juga membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel, yang masing-masing memiliki pengaruh berbeda terhadap operasional bisnis.
Dengan perencanaan keuangan yang matang, calon pebisnis dapat mengelola modalnya secara lebih efisien, mengurangi risiko keuangan, serta meningkatkan peluang kesuksesan bisnis dalam jangka panjang.***