Sepinya Pasar Dolopo Menjelang Lebaran, Pedagang Keluhkan Dampak Digitalisasi

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Saturday, 22 March 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

UMKMJATIM.COM – Delapan hari sebelum Lebaran, suasana di Pasar Dolopo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, tampak lengang tanpa banyak aktivitas jual beli.

Pada Sabtu, 22 Maret 2025, kondisi pasar yang sepi ini terlihat di berbagai lapak, mulai dari stand pakaian, jajanan, hingga toko kelontong.

Salah satu pedagang pakaian di pasar tersebut, Slamet, mengungkapkan bahwa berkurangnya jumlah pembeli bukan hanya terjadi menjelang Lebaran, tetapi juga di hari-hari biasa.

Menurutnya, salah satu faktor utama yang menyebabkan sepinya pasar adalah meningkatnya tren belanja online yang semakin diminati masyarakat.

Slamet menjelaskan bahwa banyak pelanggan yang kini lebih memilih berbelanja melalui marketplace atau toko online dibandingkan datang langsung ke pasar tradisional.

Menurutnya, kemudahan dalam memilih barang serta layanan pengantaran menjadi alasan utama mengapa masyarakat beralih ke belanja daring.

Baca Juga :  Strategi Cerdas Memilih Sumber Pendanaan Bisnis dan Menyusun Dana Darurat

Meskipun demikian, ia menilai bahwa berbelanja langsung di pasar memiliki beberapa keunggulan yang tidak dapat ditemukan dalam transaksi online.

Salah satunya adalah kesempatan untuk melihat dan mengecek kualitas barang secara langsung serta adanya kemungkinan untuk menawar harga, yang menjadi ciri khas transaksi di pasar tradisional.

Menurut Slamet, dalam transaksi daring, pembeli tidak memiliki kesempatan untuk menawar harga, sehingga mereka harus membeli barang dengan harga yang sudah ditetapkan.

Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait kualitas produk yang dibeli secara online.

Menurutnya, tidak semua barang yang ditampilkan di toko online memiliki kualitas yang sesuai dengan ekspektasi pelanggan, yang terkadang justru berakhir dengan kekecewaan.

Melihat kondisi pasar yang semakin sepi, Slamet berharap agar pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap keberlangsungan pasar tradisional.

Baca Juga :  Usai Lebaran, Harga Cabai Rawit di Sumenep Anjlok Tajam hingga Rp70 Ribu per Kilogram

Menurutnya, jika tren belanja online terus dibiarkan tanpa ada regulasi yang membatasi, maka pedagang kecil yang bergantung pada pasar tradisional akan semakin kesulitan dalam memperoleh pendapatan.

Ia bahkan mengusulkan agar marketplace dibatasi atau diberlakukan kebijakan tertentu yang bisa mengurangi dampak negatif digitalisasi terhadap pasar tradisional.

Menurutnya, jika ada regulasi yang mengatur persaingan antara toko daring dan pasar konvensional, maka kondisi pasar bisa kembali ramai seperti dahulu.

Fenomena berkurangnya jumlah pembeli di pasar tradisional sebenarnya sudah berlangsung cukup lama, terutama sejak munculnya berbagai platform belanja daring yang menawarkan kemudahan dalam bertransaksi.

Meski demikian, pasar tradisional masih memiliki nilai budaya dan sosial yang penting dalam kehidupan masyarakat.

Baca Juga :  Pinjaman Online: Solusi Cepat untuk Modal Usaha, tapi Waspada Risiko!

Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah dengan mengintegrasikan teknologi dalam sistem pasar tradisional, misalnya dengan menyediakan layanan pemesanan online yang tetap berbasis pada pasar konvensional.

Dengan cara ini, pedagang dapat tetap bertahan di era digital tanpa harus kehilangan pelanggan mereka.

Selain itu, kampanye mengenai pentingnya mendukung pasar tradisional juga bisa dilakukan, sehingga masyarakat lebih sadar akan dampak sosial dan ekonomi dari kebiasaan belanja online yang tidak terkontrol.

Dengan adanya keseimbangan antara inovasi teknologi dan keberlangsungan pasar konvensional, diharapkan pedagang kecil dapat tetap bersaing dan tidak kehilangan mata pencaharian mereka.

Dalam situasi ini, harapan besar tertuju pada dukungan pemerintah dan kesadaran masyarakat agar pasar tradisional tetap menjadi bagian dari ekosistem ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Bisnis Bidang Gaya Hidup Minim Sampah: Tren Ramah Lingkungan yang Kian Diminati
BNI Ramaikan Bromo Sunset Music & Culture 2025 Lewat Promo Spesial dan Hadiah Mewah
Pembentukan Koperasi Merah Putih di Trenggalek: Sinergi Ekonomi Desa Berbasis Potensi Lokal
Program Cofiring Biomassa Dongkrak Ekonomi UMKM di Jawa Timur
CFD Sampang Belum Aktif, Jajanan UMKM Tetap Jadi Magnet Warga di Alun-Alun Trunojoyo
RPH Surabaya Targetkan Kenaikan Penjualan Hewan Kurban 5 Persen Jelang Idul Adha 2025
Solusi Manajemen Waktu Efektif bagi Pelajar: Layanan Konsultasi Online untuk Atur Jadwal Belajar Lebih Produktif
Optimalkan Energi Positif di Lingkungan Kerja dengan Konsultasi Feng Shui Profesional untuk Bisnis

Berita Terkait

Monday, 19 May 2025 - 08:12 WIB

Bisnis Bidang Gaya Hidup Minim Sampah: Tren Ramah Lingkungan yang Kian Diminati

Sunday, 18 May 2025 - 21:00 WIB

BNI Ramaikan Bromo Sunset Music & Culture 2025 Lewat Promo Spesial dan Hadiah Mewah

Sunday, 18 May 2025 - 20:30 WIB

Pembentukan Koperasi Merah Putih di Trenggalek: Sinergi Ekonomi Desa Berbasis Potensi Lokal

Sunday, 18 May 2025 - 20:00 WIB

Program Cofiring Biomassa Dongkrak Ekonomi UMKM di Jawa Timur

Sunday, 18 May 2025 - 19:30 WIB

CFD Sampang Belum Aktif, Jajanan UMKM Tetap Jadi Magnet Warga di Alun-Alun Trunojoyo

Berita Terbaru