UMKMJATIM.COM – Memberikan angpao atau tunjangan hari raya (THR) kepada saudara dan kerabat sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Indonesia saat Lebaran.
Namun, dengan terbatasnya jumlah uang baru yang tersedia, masyarakat kini didorong untuk beralih ke metode pemberian angpao secara nontunai.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri, Wihujeng Ayu Rengganis, menyampaikan bahwa penggunaan transaksi nontunai semakin menjadi tren dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pemberian angpao Lebaran.
Oleh karena itu, ia berharap masyarakat di Kota Madiun dan sekitarnya mulai mempertimbangkan opsi nontunai sebagai alternatif pemberian angpao.
Menurut Ayu, beberapa metode dapat digunakan dalam memberikan angpao atau THR secara digital.
Beberapa di antaranya adalah melalui QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), transfer bank, serta berbagai layanan pembayaran elektronik lainnya.
Ia menilai bahwa metode ini dapat menjadi solusi yang praktis dan efisien, terutama di tengah keterbatasan uang tunai baru yang beredar menjelang Lebaran.
Menjelang Ramadan dan Idulfitri 1446 Hijriah atau tahun 2025, Bank Indonesia Kediri telah menyiapkan uang layak edar senilai Rp4,9 triliun.
Jumlah tersebut tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan dengan jumlah yang disediakan pada periode Lebaran tahun sebelumnya, yakni 2024.
Ayu menegaskan bahwa besarnya jumlah uang tunai yang disiapkan selama Ramadan dan Lebaran tahun ini hampir sama dengan tahun sebelumnya.
Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk mulai mempertimbangkan opsi pembayaran nontunai sebagai alternatif dalam berbagi kebahagiaan melalui angpao Lebaran.
Dengan keterbatasan uang tunai yang beredar, peralihan ke transaksi digital diharapkan dapat membantu mengurangi kebutuhan akan uang fisik serta memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan transaksi.
Selain itu, penggunaan metode pembayaran digital juga dapat meningkatkan efisiensi serta mempercepat proses transaksi tanpa perlu antre di bank atau tempat penukaran uang.
Penggunaan QRIS dan metode transfer digital semakin populer di berbagai sektor, termasuk dalam aktivitas sehari-hari masyarakat.
Dengan semakin banyaknya pilihan layanan transaksi digital, masyarakat kini memiliki lebih banyak alternatif untuk tetap menjalankan tradisi pemberian angpao Lebaran tanpa harus bergantung pada uang tunai.
Perubahan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dan Bank Indonesia dalam mendorong digitalisasi transaksi keuangan di Indonesia.
Dengan semakin luasnya penerimaan terhadap pembayaran nontunai, diharapkan kebiasaan ini tidak hanya berlaku saat Lebaran, tetapi juga dalam transaksi sehari-hari lainnya.
Ke depan, penggunaan transaksi digital untuk berbagi angpao Lebaran diperkirakan akan semakin meningkat.
Selain lebih praktis dan aman, metode ini juga membantu mempercepat transformasi menuju ekonomi digital yang lebih inklusif dan efisien di Indonesia.***