Cara Cerdas Mengevaluasi Biaya Modal: Pinjaman atau Ekuitas, Mana yang Lebih Untung?

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Thursday, 17 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

UMKMJATIM.COM – Mengakses modal dalam jumlah besar bukan keputusan yang bisa diambil secara instan.

Ibarat membeli barang mahal seperti mobil seharga setengah miliar rupiah, tentu perlu banyak pertimbangan.

Dari memilih merek, membandingkan fitur, hingga melakukan test drive.

Hal yang sama berlaku ketika sebuah perusahaan ingin mendapatkan pendanaan dalam skala besar—misalnya di atas Rp500 juta.

Proses ini menuntut ketelitian, waktu, dan pemahaman mendalam mengenai berbagai pilihan sumber modal yang tersedia.

CEO atau pendiri startup biasanya harus menjalani proses fundraising—melakukan presentasi ke berbagai calon investor, menghadiri serangkaian pertemuan lanjutan, dan berdiskusi secara intens hingga menemukan mitra pendanaan yang paling cocok.

Semakin besar nominal modal yang dibutuhkan, semakin kompleks pula proses dan pertimbangannya.

Salah satu aspek krusial dalam proses ini adalah mengevaluasi apa yang disebut dengan biaya modal (cost of capital).

Baca Juga :  Program Ansor Agripreneur di Tuban: Membangun Ketahanan Pangan Berkelanjutan melalui Peran Pemuda

Pada titik ini, pelaku usaha sering dihadapkan pada pertanyaan sederhana namun sangat penting: Apakah lebih bijak mengambil pinjaman dengan bunga 12% per tahun, atau menjual 10% saham perusahaan kepada investor?

Untuk menjawabnya, mari lihat sisi positif dan negatif dari masing-masing skema.

Jika memilih pinjaman, maka perusahaan wajib mengembalikan dana pokok beserta bunga (atau margin, dalam skema syariah) sesuai dengan jadwal cicilan.

Keuntungannya, perusahaan tidak harus berbagi kepemilikan atau pengambilan keputusan.

Sepanjang pembayaran lancar, bank atau pemberi pinjaman tidak akan mencampuri operasional bisnis.

Namun, pinjaman biasanya mensyaratkan adanya agunan, dan jumlah dana yang bisa diperoleh sangat tergantung pada nilai appraisal dari aset fisik seperti tanah, bangunan, atau kendaraan.

Baca Juga :  Menghitung Kebutuhan Modal: Langkah Cerdas Memulai Bisnis Rumahan

Misalnya, jika aset perusahaan dinilai Rp1 miliar, maka maksimal pinjaman yang bisa disetujui biasanya sekitar 70% dari nilai tersebut, yaitu Rp700 juta.

Jika dana ini mencukupi untuk memenuhi target dalam rencana usaha, pinjaman bisa menjadi pilihan ideal.

Tapi jika kebutuhan dana lebih besar dan aset terbatas, maka keterbatasan plafon bisa menjadi kendala.

Jika memilih ekuitas, perusahaan akan menerima dana tanpa kewajiban mengembalikan, namun harus melepas sebagian kepemilikan saham.

Ini artinya, investor akan menjadi bagian dari pemilik bisnis dan berhak atas pembagian keuntungan, serta kemungkinan terlibat dalam pengambilan keputusan strategis.

Kelebihannya, ekuitas tidak membutuhkan jaminan aset, sehingga cocok untuk usaha yang sedang berkembang namun belum memiliki kekayaan fisik yang cukup.

Baca Juga :  Rayakan Ramadan dengan Ramadan Raya Reward di Hotel ibis Styles Malang

Namun, konsekuensinya adalah potensi berkurangnya kendali atas arah bisnis, terutama jika saham yang dilepas cukup besar.

Evaluasi biaya modal tidak hanya sekadar membandingkan angka bunga atau persentase saham yang dilepas, tetapi juga mempertimbangkan aspek strategis,

seperti fleksibilitas usaha, nilai jangka panjang, dan kesiapan manajemen dalam menjalin hubungan jangka panjang dengan mitra investor atau lembaga keuangan.

Kesimpulannya, tidak ada satu pilihan yang mutlak lebih baik dari yang lain.

Kunci utamanya adalah menyesuaikan jenis modal dengan kondisi keuangan, struktur aset, serta tujuan jangka panjang perusahaan.

Dengan memahami ini, pelaku usaha bisa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan pendanaan dan menjaga kesinambungan bisnis secara berkelanjutan.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Strategi Bertahan di Masa Sulit: Peran Krusial Modal Usaha dalam Menghadapi Krisis
Strategi Membangun Reputasi Bisnis Melalui Pemanfaatan Modal yang Efektif
Kesiapan Modal: Kunci Sukses dalam Menangkap Peluang Pertumbuhan Bisnis
Surabaya dan Blitar Siapkan Kerjasama Strategis di Bidang Pemerintahan dan Pariwisata
Menangkap Peluang Bisnis Secara Strategis dengan Dukungan Modal yang Kuat
Mengelola Tantangan Keuangan Bisnis dengan Dukungan Modal yang Kuat
Modal Usaha Sebagai Penopang Keberlangsungan Bisnis di Tengah Ketidakpastian
Strategi Ekspansi Bisnis: Pentingnya Modal dalam Memperluas Jangkauan Pasar

Berita Terkait

Saturday, 19 April 2025 - 12:00 WIB

Strategi Bertahan di Masa Sulit: Peran Krusial Modal Usaha dalam Menghadapi Krisis

Saturday, 19 April 2025 - 10:00 WIB

Strategi Membangun Reputasi Bisnis Melalui Pemanfaatan Modal yang Efektif

Saturday, 19 April 2025 - 08:46 WIB

Kesiapan Modal: Kunci Sukses dalam Menangkap Peluang Pertumbuhan Bisnis

Friday, 18 April 2025 - 19:00 WIB

Surabaya dan Blitar Siapkan Kerjasama Strategis di Bidang Pemerintahan dan Pariwisata

Friday, 18 April 2025 - 16:00 WIB

Menangkap Peluang Bisnis Secara Strategis dengan Dukungan Modal yang Kuat

Berita Terbaru