UMKMJATIM.COM – Mahasiswa Program Studi Produksi Tanaman Hortikultura Politeknik Negeri Jember (Polije) melaksanakan kegiatan Project Based Learning (PBL) dengan fokus utama pada budidaya semangka sebagai bagian dari integrasi pembelajaran teori dan praktik.
Program ini melibatkan mahasiswa dari semester 2 dan 4, bertujuan untuk membekali mereka dengan pengalaman nyata dalam dunia pertanian hortikultura.
Melalui upaya ini, para mahasiswa berusaha terlibat secara langsung dalam seluruh rangkaian proses budidaya ini,
mulai dari penyemaian benih, pengolahan lahan, perawatan tanaman, hingga proses pemasaran hasil panen.
Dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek ini, mereka tidak hanya memperoleh pemahaman teknis, tetapi juga mengenal dunia bisnis dan manajemen pertanian secara menyeluruh.
Dalam proyek ini, mahasiswa membudidayakan dua varietas semangka, yaitu Amara sebagai varietas betina dan Dewangga sebagai varietas jantan.
Pemilihan kedua varietas ini dilakukan berdasarkan pertimbangan kualitas dan potensi hasil panen yang optimal.
Tahapan awal budidaya dimulai dengan proses penyemaian benih, di mana bibit disiapkan agar mampu tumbuh sehat sebelum dipindahkan ke lahan pertanian terbuka.
Pengolahan lahan dilakukan secara menyeluruh dengan pemasangan mulsa plastik guna menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma.
Selain itu, mahasiswa juga memberikan pupuk dasar untuk memastikan tanaman memiliki nutrisi cukup selama masa pertumbuhan.
Tahapan berikutnya mencakup perawatan intensif berupa penyiraman rutin, pemupukan lanjutan, serta pengendalian hama dan penyakit.
Salah satu peserta PBL, Viola Christianti, menjelaskan bahwa melalui program ini,
mahasiswa tidak hanya mendapatkan pemahaman teknis tentang pertanian, tetapi juga mengasah kemampuan dalam bidang pemasaran dan strategi penjualan.
Ia menilai bahwa pengalaman langsung di lapangan memberikan gambaran nyata tentang tantangan dunia kerja yang akan dihadapi di masa mendatang.
Viola juga menyampaikan harapan bahwa bekal ilmu dan pengalaman dari kegiatan PBL ini akan membantu mereka lebih siap dalam memasuki industri pertanian profesional, khususnya dalam hal pemasaran produk hortikultura.
Ia melihat bahwa keterampilan ini sangat penting di era pertanian modern yang menuntut kemampuan lebih dari sekadar bercocok tanam.
Sementara itu, dosen pembimbing kegiatan, Anggita Rizky Fadilah, menegaskan bahwa PBL dirancang sebagai metode pembelajaran yang tidak hanya menekankan aspek teknis,
tetapi juga menanamkan nilai kerja sama tim, manajemen proyek, dan kemampuan komunikasi.
Ia menambahkan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap proses pemasaran merupakan langkah strategis dalam menciptakan petani masa depan yang mandiri dan berjiwa entrepreneur.
Anggita juga berharap bahwa kegiatan semacam ini mampu menarik minat generasi muda terhadap sektor pertanian dan menunjukkan bahwa pertanian bukan sekadar aktivitas tradisional, melainkan peluang bisnis menjanjikan di masa depan.
Kegiatan PBL ini menjadi inovasi dalam pendidikan vokasi pertanian yang berorientasi pada praktik nyata.
Melalui kolaborasi antar mahasiswa lintas semester, proses pembelajaran menjadi lebih dinamis, saling berbagi pengalaman, serta memperkuat pemahaman mereka terhadap berbagai aspek pertanian hortikultura secara berkelanjutan.***