UMKMJATIM.COM – Menjelang dan sesudah perayaan Idul Fitri 1446 Hijriyah, toko-toko camilan tradisional di Kabupaten Sumenep, Madura, mengalami lonjakan jumlah pengunjung.
Masyarakat lokal hingga perantau yang pulang kampung terlihat antusias membeli aneka jajanan khas daerah sebagai suguhan Lebaran.
Fenomena ini menjadi bukti kuat bahwa tradisi menyuguhkan kue khas saat Lebaran masih dipegang teguh oleh masyarakat Sumenep.
Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol penghormatan terhadap tamu yang bersilaturahmi, tetapi juga merupakan wujud pelestarian nilai-nilai budaya yang diwariskan turun-temurun.
Berbagai jenis camilan seperti kerupuk, kue kering, snack, macho, permen, hingga jajanan unik khas Madura tersedia lengkap di toko-toko camilan, terutama di kawasan Kelurahan Pajagalan, Kota Sumenep.
Pada Kamis (10/4/2025), suasana ramai terlihat jelas di toko-toko camilan daerah tersebut.
Peningkatan jumlah pengunjung yang signifikan menjelang hingga setelah hari raya Idul Fitri memberikan dampak ekonomi positif, khususnya bagi para pelaku usaha kuliner lokal.
Penjualan kue tradisional meningkat drastis, memberikan keuntungan finansial yang cukup besar bagi para penjual.
Salah seorang konsumen bernama Yuni (47) yang ditemui di salah satu toko camilan di Kelurahan Pajagalan menyampaikan bahwa setiap tahun saat momen Lebaran, toko-toko camilan di Sumenep selalu dipadati pembeli.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat cenderung membeli berbagai jenis jajanan khas daerah karena dianggap sebagai bagian penting dari tradisi lebaran.
Menurutnya, tingginya permintaan terhadap kue-kue tradisional ini tentu membawa kebahagiaan tersendiri bagi para penjual yang meraup keuntungan besar.
Lebih lanjut, Yuni menambahkan bahwa kue khas Sumenep tidak hanya disajikan untuk tamu saat bersilaturahmi, tetapi juga kerap dijadikan oleh-oleh ketika masyarakat hendak kembali ke perantauan.
Oleh karena itu, keberadaan toko camilan tradisional memegang peran penting dalam menghidupkan kembali semangat budaya lokal sekaligus mendorong roda perekonomian masyarakat.
Di tengah gempuran modernisasi dan camilan instan, masyarakat Sumenep tetap mempertahankan kebiasaan menyuguhkan kue tradisional kepada tamu saat Lebaran.
Tradisi ini telah menjadi bagian dari identitas budaya daerah yang masih sangat dihormati dan dijunjung tinggi.
Peningkatan penjualan camilan khas daerah di momen Lebaran seperti ini menunjukkan bahwa warisan kuliner lokal masih memiliki tempat di hati masyarakat.
Selain menjadi penguat silaturahmi, camilan tradisional juga menjadi penggerak ekonomi mikro yang patut diapresiasi dan terus dilestarikan.***