UMKMJATIM.COM – Nongkojajar, sebuah wilayah dataran tinggi yang terletak di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, telah lama dikenal sebagai salah satu sentra penghasil apel di Indonesia.
Iklim yang sejuk dan kondisi tanah yang subur menjadikan daerah ini sangat cocok untuk budidaya apel, terutama varietas manalagi dan rome beauty.
Namun, para petani di wilayah ini tidak luput dari berbagai tantangan, salah satunya adalah keterbatasan umur simpan apel segar yang cukup pendek.
Selain itu, perubahan cuaca yang tidak menentu seringkali berdampak pada kualitas dan kuantitas hasil panen.
Sebagai respons terhadap permasalahan tersebut, banyak pelaku pertanian dan usaha lokal di Nongkojajar mulai melirik pengolahan apel menjadi sari apel sebagai solusi yang efektif.
Dengan mengolah buah apel menjadi produk olahan, masa simpan buah dapat diperpanjang, sehingga risiko kerugian akibat pembusukan bisa diminimalkan.
Langkah ini juga dinilai mampu menekan angka limbah buah yang tidak laku terjual dalam bentuk segar.
Tidak hanya dari segi ketahanan produk, nilai ekonomis sari apel pun dinilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan buah apel dalam kondisi segar.
Oleh karena itu, pengolahan buah menjadi sari apel dianggap sebagai strategi tepat untuk meningkatkan pendapatan petani maupun pelaku usaha lokal.
Nilai tambah ini menjadi faktor penting dalam memperkuat perekonomian masyarakat di sekitar Nongkojajar.
Selain sari apel, potensi pengolahan apel di daerah ini ternyata cukup beragam.
Beberapa produk turunan lain yang juga mulai dikembangkan antara lain keripik apel, dodol apel, selai apel, hingga minuman fermentasi berbahan dasar apel.
Diversifikasi produk seperti ini diyakini mampu membuka peluang pasar yang lebih luas sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal di tingkat nasional bahkan internasional.
Pemasaran menjadi aspek penting yang turut menentukan keberhasilan pengembangan produk sari apel.
Masyarakat setempat telah mulai memanfaatkan teknologi digital, seperti media sosial dan platform e-commerce, untuk menjangkau konsumen lebih luas di luar wilayah Pasuruan.
Upaya promosi yang dilakukan secara konsisten dan kreatif terbukti mampu meningkatkan daya tarik produk olahan apel Nongkojajar sebagai oleh-oleh khas daerah.
Tak kalah penting, inovasi dalam pengembangan produk dan teknologi pengolahan juga menjadi fokus utama dalam mendorong pertumbuhan industri sari apel ini.
Beberapa pihak, termasuk perguruan tinggi dan lembaga penelitian, turut dilibatkan untuk menghasilkan metode pengolahan yang efisien dan higienis.
Inovasi-inovasi tersebut diharapkan mampu menghasilkan sari apel dengan cita rasa khas, kemasan menarik, serta daya tahan yang lebih lama.
Kini, ketika berkunjung ke Nongkojajar, para wisatawan tidak hanya disuguhkan dengan panorama alam yang asri, tetapi juga berkesempatan mencicipi berbagai varian produk olahan apel yang unik dan berkualitas.
Sari apel telah menjadi simbol keberhasilan masyarakat dalam mengubah tantangan menjadi peluang, sekaligus bukti bahwa potensi lokal bisa diangkat menjadi produk unggulan yang mendunia.***