UMKMJATIM.COM – Di era serba digital seperti saat ini, kemajuan teknologi telah mengubah berbagai aspek kehidupan, mulai dari komunikasi, layanan kesehatan, hingga aktivitas sosial.
Namun, di tengah pesatnya perkembangan tersebut, masih banyak lansia yang belum sepenuhnya memahami atau merasa nyaman menggunakan teknologi.
Oleh karena itu, program pelatihan keterampilan teknologi khusus untuk lansia kini menjadi langkah strategis dalam memastikan kelompok usia senior ini tetap terhubung, mandiri, dan tidak tertinggal dari arus modernisasi.
Program pelatihan ini dirancang sebagai upaya pemberdayaan lansia agar mereka tidak hanya menjadi penonton dalam era digital, tetapi juga bisa aktif berpartisipasi dalam kehidupan digital sehari-hari.
Pelatihan ini mencakup pengenalan dasar penggunaan perangkat seperti ponsel pintar (smartphone), tablet, hingga laptop.
Selain itu, lansia juga diajarkan cara menggunakan aplikasi komunikasi seperti WhatsApp, Zoom, dan media sosial agar tetap bisa berinteraksi dengan keluarga maupun teman di berbagai tempat.
Menurut para penyelenggara pelatihan, tantangan utama yang dihadapi lansia dalam beradaptasi dengan teknologi bukan hanya karena kurangnya pengetahuan, tetapi juga rasa takut atau kekhawatiran akan kesalahan penggunaan.
Oleh karena itu, pendekatan pelatihan yang digunakan menekankan pada metode pendampingan yang sabar, ramah, dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.
Instruktur yang terlibat dalam program ini umumnya berasal dari kalangan muda, seperti relawan mahasiswa atau komunitas digital, yang diberi pelatihan khusus tentang cara mengajar kelompok usia lanjut.
Hal ini menciptakan sinergi positif antara generasi muda dan lansia, membangun jembatan komunikasi yang lebih hangat dan saling menghargai.
Pelatihan teknologi untuk lansia juga tidak hanya berhenti pada kemampuan dasar.
Dalam beberapa program lanjutan, peserta dilatih untuk menggunakan layanan digital seperti e-banking, telemedicine, hingga platform belanja online.
Dengan bekal ini, lansia diharapkan bisa menjalani kehidupan yang lebih mandiri dan efisien, serta merasa lebih percaya diri dalam menggunakan teknologi.
Salah satu dampak positif yang dirasakan peserta pelatihan adalah meningkatnya rasa percaya diri dan keterhubungan sosial.
Banyak dari mereka yang sebelumnya merasa terisolasi karena kesulitan berkomunikasi melalui media digital, kini merasa lebih dekat dengan keluarga, terutama anak dan cucu yang tinggal berjauhan.
Beberapa lansia bahkan mulai aktif membagikan cerita atau hobi mereka melalui media sosial, membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk menjadi bagian dari dunia digital.
Program ini diharapkan menjadi gerakan berkelanjutan di berbagai daerah di Indonesia, baik melalui inisiatif pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun kerjasama komunitas lokal.
Dengan menyediakan akses pelatihan dan dukungan yang berkelanjutan, lansia dapat terus diberdayakan untuk menjadi pengguna teknologi yang aktif dan produktif.
Melalui pelatihan teknologi yang inklusif dan berkesinambungan, kita turut membangun masyarakat yang ramah usia dan mewujudkan kesetaraan digital bagi semua kalangan, termasuk generasi emas yang tetap semangat menyongsong masa depan.***