UMKMJATIM.COM – Permintaan terhadap telur ayam terus menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data tahun 2017, tingkat konsumsi telur nasional tercatat mencapai 1,5 juta ton.
Jumlah ini semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan kebutuhan nutrisi masyarakat Indonesia.
Bahkan, disebutkan bahwa setiap penduduk Indonesia rata-rata membutuhkan sekitar 6,53 kilogram telur setiap tahunnya.
Fakta ini menjadi sinyal kuat bahwa telur ayam masih menjadi salah satu komoditas unggulan di sektor peternakan nasional.
Dengan permintaan yang begitu tinggi dan stabil, peluang untuk menjalankan usaha ayam petelur masih sangat terbuka lebar, terutama bagi mereka yang berada di wilayah pedesaan.
Lokasi di desa memberikan keuntungan tersendiri karena memiliki lahan yang lebih luas serta suasana lingkungan yang mendukung perkembangan ayam petelur.
Bisnis ini sangat cocok bagi para pemula yang ingin merintis usaha peternakan jangka panjang dengan potensi keuntungan yang besar.
Langkah Awal Memulai Bisnis Ayam Petelur
Untuk memulai usaha ayam petelur, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memilih lokasi budidaya yang sesuai.
Sebaiknya lokasi tersebut berada agak jauh dari pemukiman penduduk untuk menjaga kenyamanan lingkungan serta kesehatan ayam.
Setelah itu, membangun kandang yang sesuai standar kenyamanan ternak menjadi prioritas.
Kandang yang baik akan mendukung pertumbuhan ayam, meningkatkan produksi telur, serta meminimalisir stres dan penyakit pada hewan ternak.
Setelah kandang siap, tahap berikutnya adalah membeli bibit ayam petelur yang berkualitas.
Pemilihan bibit yang sehat dan berasal dari peternakan terpercaya akan sangat menentukan hasil produksi.
Dalam proses budidaya, perhatian terhadap pakan, kebersihan kandang, dan pemberian vitamin atau vaksin secara berkala sangat dibutuhkan agar ayam tetap sehat dan produktif.
Jalur Distribusi dan Pemasaran Telur
Begitu ayam mulai memasuki masa produksi dan menghasilkan telur secara rutin, pelaku usaha dapat mulai menjual hasil panen tersebut.
Saluran distribusi dapat dimulai dari warung-warung kecil di sekitar desa, pasar tradisional, rumah makan, hingga toko sembako atau supermarket yang ada di kota.
Selain itu, menjalin kerja sama langsung dengan pelaku bisnis kuliner atau toko bahan pokok juga menjadi strategi pemasaran yang efektif untuk memperluas jaringan penjualan.
Pemasaran produk juga bisa dilakukan secara online, baik melalui media sosial, marketplace, atau situs e-commerce untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Strategi branding sebagai “telur segar dari peternakan lokal” juga menjadi nilai tambah yang dapat menarik perhatian konsumen.
Estimasi Keuntungan Menjanjikan
Usaha ayam petelur bukan hanya menjanjikan dari sisi stabilitas permintaan, tetapi juga dari sisi keuntungan.
Dengan pengelolaan yang baik, bisnis ini dapat menghasilkan keuntungan bersih hingga Rp772 juta selama periode produksi dua tahun.
Keuntungan ini berasal dari penjualan telur secara konsisten dengan asumsi jumlah ayam produktif dan harga telur yang kompetitif di pasaran.
Usaha ayam petelur menjadi salah satu pilihan bisnis yang menjanjikan, terutama bagi masyarakat desa yang ingin membangun usaha produktif jangka panjang.
Ketersediaan lahan, dukungan lingkungan, dan tingginya permintaan pasar terhadap telur ayam membuat bisnis ini sangat potensial untuk dijalankan.
Dengan perencanaan yang matang dan manajemen yang baik, budidaya ayam petelur mampu memberikan penghasilan besar serta berkontribusi pada ketahanan pangan lokal.***