UMKMJATIM.COM – Pasca Bulan Suci Ramadan dan juga Lebaran berlalu, penjualan eceran di wilayah kerja Bank Indonesia Malang mengalami penurunan secara signifikan pada April 2025.
Hal ini terungkap melalui hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh BI Malang.
Febrina, Kepala Kantor Perwakilan BI Malang, menjelaskan bahwa kinerja penjualan eceran secara bulanan (month-to-month/mtm) tercatat terkontraksi sebesar -2,85% pada April 2025.
Angka tersebut menunjukkan pelemahan dibandingkan bulan sebelumnya, Maret 2025, yang mencatat pertumbuhan sebesar 6,25% mtm.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh meredanya aktivitas konsumsi masyarakat setelah tingginya permintaan selama Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.
Fenomena tersebut, menurut Febrina, merupakan pola musiman yang terjadi setiap tahun.
Dari hasil survei, diketahui bahwa ada tiga kelompok komoditas yang mencatat penurunan omzet paling dalam secara bulanan.
Pertama adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang mengalami kontraksi tajam sebesar -21,02% mtm.
Sebagai perbandingan, kelompok ini sebelumnya tumbuh pesat sebesar 27,13% mtm pada bulan Maret.
Kontraksi terbesar dalam kelompok makanan dan minuman tersebut bersumber dari subkelompok makanan jadi, yang turun hingga -23,94% mtm.
Fenomena ini mencerminkan menurunnya aktivitas konsumsi masyarakat setelah puncaknya pada periode Ramadan dan Lebaran.
Untuk kelompok komoditas kedua yang mengalami penurunan adalah aneka barang budaya dan juga sektor rekreasi.
Pada bulan April, kelompok ini tercatat mengalami kontraksi sebesar -5,96% mtm.
Padahal, pada bulan sebelumnya, kelompok ini masih mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,96% mtm.
Penurunan tersebut didorong oleh turunnya penjualan pada subkomoditas kertas, karton, dan cetakan, yang melemah hingga -16,14% mtm.
Selanjutnya, kelompok ketiga adalah kelompok barang lainnya yang juga mencatat koreksi penjualan, dengan kontraksi sebesar -4,76% mtm.
Meskipun tidak sedalam dua kelompok sebelumnya, penurunan ini tetap mencerminkan adanya moderasi konsumsi di berbagai segmen setelah momen hari besar.
Febrina menyebutkan bahwa tren penurunan ini merupakan bagian dari siklus normal yang terjadi usai periode peningkatan konsumsi.
Umumnya, pasca bulan Ramadan dan juga perayaan Idulfitri, daya beli masyarakat cenderung melambat karena kebutuhan utama sudah terpenuhi, dan juga sebagian besar anggaran telah dikeluarkan selama momen festive season.
Namun demikian, BI Malang tetap optimistis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan.
Penurunan musiman ini dinilai bersifat sementara dan diharapkan akan kembali pulih pada bulan-bulan berikutnya,
terutama dengan adanya potensi peningkatan permintaan menjelang masa tahun ajaran baru dan hari besar nasional lainnya.***