UMKMJATIM.COM – Pemandu wisata di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen, Banyuwangi, mulai menempuh langkah strategis dalam meningkatkan kualitas layanan mereka.
Melihat dominasi kunjungan wisatawan asal China selama setahun terakhir, para pemandu kini serius mempelajari Bahasa Mandarin agar dapat memberikan pengalaman wisata yang lebih komunikatif dan menyenangkan.
Kegiatan belajar ini dilakukan secara swadaya di Dusun Tanah Los, Desa Tamansari, Kecamatan Licin—salah satu jalur utama menuju Kawah Ijen.
Para pemandu menyadari bahwa banyak wisatawan dari Tiongkok yang belum fasih berbahasa Inggris, sehingga keterampilan Bahasa Mandarin dirasa menjadi kebutuhan mendesak untuk mendukung aktivitas pemanduan.
Salah satu pemandu, Sigit, menyampaikan bahwa inisiatif ini lahir dari kepedulian terhadap kepuasan wisatawan.
Ia mengatakan bahwa komunikasi yang lancar sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan kepuasan pengunjung.
Oleh karena itu, mengikuti pelatihan Bahasa Mandarin menjadi solusi agar para pemandu dapat menjelaskan objek wisata secara jelas dan interaktif.
Pelatihan ini sendiri dipandu oleh Sulistiyani, yang merupakan pengajar Bahasa Mandarin dari wilayah kota Banyuwangi yang dengan sukarela membimbing proses belajar para pemandu.
Ia mengungkapkan bahwa meskipun baru berjalan selama dua minggu, peserta sudah menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan.
Ia juga menambahkan bahwa sebagian besar peserta memiliki semangat belajar yang tinggi dan cepat memahami dasar-dasar bahasa tersebut.
Menurut Sulistiyani, tantangan utama saat ini adalah pelafalan dan kosakata yang terdengar mirip, tetapi berbeda arti dalam Bahasa Mandarin.
Namun, ia meyakini bahwa dengan latihan berkelanjutan dan praktik langsung saat mendampingi wisatawan, kemampuan para pemandu akan berkembang pesat.
Langkah ini dinilai sebagai bentuk kesiapan sumber daya manusia lokal dalam menghadapi dinamika sektor pariwisata yang semakin global.
Penguasaan Bahasa Mandarin bukan sekadar meningkatkan profesionalitas para pemandu wisata semata,
tetapi juga membuka peluang lebih besar untuk meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan pelanggan, khususnya dari kalangan wisatawan asing.
Dukungan dari masyarakat sekitar dan antusiasme peserta menjadi penanda bahwa pariwisata Banyuwangi tidak hanya berkembang dari sisi infrastruktur, tetapi juga dari kesiapan manusianya.
Kawasan Kawah Ijen yang terkenal dengan fenomena api biru (blue fire) dan keindahan alamnya kini semakin siap menyambut turis internasional dengan pendekatan budaya dan bahasa yang lebih ramah.
Melalu langkah seperti ini, pemandu wisata TWA Ijen diharapkan mampu menjadi ujung tombak promosi wisata Banyuwangi,
sekaligus menjadi role model dalam meningkatkan kompetensi lokal berbasis kebutuhan pasar pariwisata global,
khususnya dalam menyambut kedatangan wisatawan dari Tiongkok yang terus meningkat dari tahun ke tahun.***