UMKMJATIM.COM – Di tengah persaingan bisnis makanan yang semakin padat, tidak sedikit pelaku UMKM kuliner yang mengalami penurunan omzet, bahkan nyaris gulung tikar.
Persaingan tidak hanya datang dari sesama usaha kecil, tetapi juga dari restoran besar, franchise, dan pelaku usaha digital yang semakin agresif memanfaatkan platform online.
Namun, ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah-kisah UMKM makanan yang berhasil bangkit, meskipun sempat terpuruk.
Berikut ini adalah strategi konkret yang telah terbukti efektif dalam membantu pelaku usaha makanan bertahan dan berkembang di tengah tekanan pasar.
1. Berani Bertransformasi ke Platform Digital
Langkah pertama yang terbukti berdampak besar adalah beralih ke digital.
Banyak pelaku UMKM yang semula mengandalkan penjualan langsung atau dari mulut ke mulut, kini mulai aktif memasarkan produknya melalui media sosial, aplikasi pesan antar makanan, dan e-commerce.
Mereka menggunakan WhatsApp Business, Instagram, dan TikTok untuk membangun interaksi dengan konsumen.
Konten yang ditampilkan pun bukan hanya promosi, tetapi juga edukasi, behind the scenes produksi, hingga testimoni pelanggan.
Hasilnya, jangkauan pasar menjadi lebih luas dan penjualan meningkat meski tidak lagi mengandalkan outlet fisik.
2. Terapkan Sistem Pre-Order untuk Efisiensi
Salah satu tantangan terbesar UMKM makanan adalah pemborosan bahan baku dan produk tidak terjual.
Untuk mengatasi ini, sebagian pelaku menerapkan sistem pre-order.
Pelanggan diminta memesan satu hari sebelumnya, sehingga produksi bisa disesuaikan dengan jumlah permintaan.
Langkah ini terbukti mengurangi risiko kerugian akibat sisa makanan, sekaligus membuat proses operasional lebih tertata.
Selain itu, pelanggan juga merasa lebih dilayani secara personal karena sistem pemesanan yang lebih terstruktur.
3. Fokus pada Kualitas Rasa dan Pelayanan
Bersaing dalam harga bukan satu-satunya cara bertahan di pasar makanan.
Banyak UMKM yang justru menonjol berkat konsistensi rasa dan pelayanan yang baik. Konsumen akan kembali membeli jika mereka puas dengan rasa makanan, kemasan yang rapi, dan pelayanan yang ramah serta cepat tanggap.
UMKM yang berhasil bangkit biasanya sangat terbuka terhadap masukan pelanggan.
Mereka tidak ragu melakukan perbaikan rasa, kemasan, maupun cara pengiriman berdasarkan feedback yang diterima.
4. Inovasi Produk Sesuai Tren Konsumen
Agar tidak tertinggal, pelaku UMKM juga perlu menciptakan inovasi sesuai tren.
Misalnya, menawarkan menu sehat, makanan kekinian, atau bahkan produk olahan seperti frozen food untuk menjangkau konsumen yang ingin kepraktisan.
Inovasi tidak selalu berarti menciptakan sesuatu yang baru.
Sering kali, menyajikan produk yang sudah ada dengan cara yang berbeda bisa menjadi nilai jual tersendiri.
Dalam dunia bisnis makanan yang sangat kompetitif, bertahan saja tidak cukup—UMKM harus adaptif, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan pasar.
Transformasi digital, efisiensi operasional, dan pelayanan pelanggan adalah tiga kunci utama yang terbukti membantu UMKM makanan bangkit dari tekanan dan tumbuh lebih kuat.
Setiap tantangan selalu membuka peluang baru. Dengan strategi yang tepat, UMKM makanan bisa menjadi pemenang di tengah ketatnya persaingan.***