Tradisi Suci yang Menghidupkan Ekonomi Desa Lumajang: Piodalan Pura Mandhara Giri Semeru Agung

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Monday, 14 July 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

UMKMJATIM.COM – Disebutkan bahwa peringatan piodalan atau hari jadi Pura Mandhara Giri Semeru Agung di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, tidak hanya rangkaian upacara sakral bagi umat Hindu.

Peristiwa tahunan ini telah bertransformasi menjadi tonggak penting yang memadukan nilai spiritual, kebudayaan, sekaligus menjadi pendorong geliat ekonomi lokal yang inklusif.

Ribuan pemeluk Hindu dari berbagai daerah berkumpul di kompleks pura yang berdiri megah di kaki Gunung Semeru.

Di tengah aroma dupa yang harum dan suasana peribadatan yang penuh khidmat, aktivitas ekonomi rakyat tumbuh subur.

Puluhan lapak pedagang kecil berjejer rapi menjajakan produk-produk unggulan Lumajang dan sekitarnya.

Mulai dari keripik singkong, rengginang, ting-ting jahe, sampai kain batik dan aneka aksesori bernuansa tradisional, semua menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini.

Wira Dharma yang merupakan pengurus harian Pura Mandhara Giri Semeru Agung menerangkan bahwa di sekitar pura memang tersedia pasar khusus oleh-oleh UMKM.

Menurutnya, tidak hanya pengusaha lokal dari Senduro yang berjualan, tetapi juga pelaku usaha dari luar daerah seperti Bandung dan Malang.

Wira menyebut kesempatan semacam ini menjadi momentum yang sangat berharga bagi UMKM Lumajang untuk memperluas pasar dan memperkenalkan produknya secara lebih luas.

Baca Juga :  Serapan Gabah di Ponorogo Masih Rendah, Dandim 0802 Upayakan Solusi

Ia menuturkan bahwa perayaan piwadalan kini memiliki makna yang semakin luas.

Tidak hanya memperkuat jati diri budaya dan keyakinan umat, namun juga menjelma menjadi ruang pertemuan ekonomi yang terbuka bagi siapa saja.

Desa tidak lagi sekadar tempat ritual, tetapi telah tumbuh menjadi kawasan yang produktif, dinamis, dan mendatangkan manfaat bagi banyak pihak.

Wira menambahkan, pada masa lalu, transaksi ekonomi hanya terjadi di antara warga sekitar pura.

Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, interaksi perdagangan berkembang jauh lebih luas.

Para pengunjung dari berbagai daerah datang, menciptakan peluang kolaborasi, dan membuka potensi investasi baru bagi masyarakat setempat.

Ia menegaskan, fenomena tersebut menjadi bukti nyata bahwa warisan tradisi mampu menjadi motor penggerak ekonomi rakyat bila dikelola dengan tepat.

Salah satu pedagang yang merasakan langsung dampak positif acara ini adalah Riki, pelaku UMKM yang menjual aneka camilan khas Senduro.

Riki mengaku selama piwadalan, penjualan produknya meningkat signifikan.

Baca Juga :  BSU Tahap 2 Cair! BRI salurkan ke 2,8 juta pekerja, Cek Dulu di bsu.kemnaker.go.id

Harga jual keripik singkong dan camilan lain berkisar antara Rp7.500 hingga Rp20.000 per bungkus, dan seluruh dagangannya kerap habis hanya dalam hitungan satu hari satu malam.

Riki mengatakan jumlah pembeli yang datang sangat ramai. Banyak pengunjung yang membeli untuk oleh-oleh keluarga di kampung halaman.

Karena banyaknya transaksi, ia dan beberapa karyawan bahkan kewalahan melayani pelanggan yang datang silih berganti.

Lebih jauh, Riki menyebut kehadiran ribuan umat Hindu dari luar daerah memberikan dampak ekonomi yang meluas.

Bukan hanya pedagang makanan ringan yang menikmati keuntungan, tetapi warga sekitar yang menyediakan jasa parkir, penginapan sederhana, hingga toilet umum pun ikut merasakan berkahnya.

Melihat potensi ekonomi yang semakin berkembang setiap tahun, pihak pengurus pura berharap pemerintah daerah dan lembaga terkait dapat menata kawasan sekitar secara berkelanjutan.

Wira menegaskan, jika UMKM diberi ruang pamer yang lebih representatif serta didukung infrastruktur memadai, pelaku usaha desa dapat naik kelas dan mengembangkan bisnisnya secara mandiri.

Ia menambahkan bahwa tradisi seperti piwadalan seharusnya tidak lagi dipandang sebagai acara seremonial semata.

Baca Juga :  Harga Gabah Naik di Lumajang, Petani Rowokangkung Sambut dengan Syukur

Lebih dari itu, acara tradisi tersebut di dalamnya terdapat peluang transformasi ekonomi yang nyata.

Menurutnya, masyarakat desa hanya membutuhkan akses dan kesempatan untuk berkembang.

Perayaan tahunan inilah yang menyediakan panggung besar bagi pelaku usaha kecil agar lebih dikenal.

Pemerintah daerah pun diharapkan lebih serius menjadikan peristiwa keagamaan sebagai bagian penting dalam strategi pengembangan ekonomi kerakyatan.

Kegiatan semacam ini telah menciptakan ekosistem ekonomi partisipatif, di mana pengunjung, masyarakat adat, dan UMKM saling terhubung dalam pola interaksi yang saling menguatkan.

Ke depan, kolaborasi antara pelestarian nilai budaya dengan penguatan ekonomi desa diyakini menjadi kunci menciptakan wilayah yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Tradisi sepatutnya tidak dianggap sebagai beban masa lalu yang hanya perlu dirawat, melainkan sebagai sumber daya sosial yang mampu memberikan masa depan lebih baik bagi masyarakat.

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung menjadi contoh konkret bahwa ketika desa diberi ruang untuk berkembang, ia bisa menyongsong kemajuan tanpa meninggalkan akar tradisi yang telah menghidupi generasi sebelumnya.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Gubernur Khofifah Tinjau Rumah Rutilahu di Nganjuk: Wujud Nyata Hunian Layak untuk Warga Berpenghasilan Rendah
Job Fair Jombang 2025: Ribuan Lowongan Kerja Dibuka, Bukti Nyata Komitmen Pemerintah Tekan Pengangguran
Petani Sumenep Sambut Awal Musim Hujan, Mulai Lakukan Penanaman Jagung 2025
Syarat Terbaru Penerima KIP Kuliah 2025: Panduan Lengkap untuk Calon Mahasiswa
Alasan dan Tujuan Pembatasan Penarikan Tunai Program KJP Plus 2025
Panduan Lengkap Dokumen yang Harus Disiapkan untuk Verifikasi Penerima Bantuan PIP 2025
Cara Mudah Cek Penerima KLJ Oktober 2025 Secara Online Melalui Situs dan Aplikasi Resmi
Syarat dan Ketentuan Pemutihan Tunggakan BPJS 2025: Siapa yang Bisa Mendapat Penghapusan Iuran?

Berita Terkait

Friday, 24 October 2025 - 21:01 WIB

Gubernur Khofifah Tinjau Rumah Rutilahu di Nganjuk: Wujud Nyata Hunian Layak untuk Warga Berpenghasilan Rendah

Friday, 24 October 2025 - 19:30 WIB

Job Fair Jombang 2025: Ribuan Lowongan Kerja Dibuka, Bukti Nyata Komitmen Pemerintah Tekan Pengangguran

Friday, 24 October 2025 - 19:00 WIB

Petani Sumenep Sambut Awal Musim Hujan, Mulai Lakukan Penanaman Jagung 2025

Friday, 24 October 2025 - 16:00 WIB

Syarat Terbaru Penerima KIP Kuliah 2025: Panduan Lengkap untuk Calon Mahasiswa

Friday, 24 October 2025 - 14:00 WIB

Alasan dan Tujuan Pembatasan Penarikan Tunai Program KJP Plus 2025

Berita Terbaru