UMKMJATIM.COM – Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, melaksanakan kunjungan kerja ke kantor Bulog Jawa Timur untuk memantau langsung kinerja lembaga tersebut dalam hal penyerapan beras serta kesiapan menghadapi peningkatan kebutuhan pangan nasional.
Dalam kunjungan itu, Bambang menilai bahwa capaian Bulog di Jawa Timur menunjukkan hasil yang sangat positif dan mencerminkan kinerja yang solid di lapangan.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data yang diterima, Bulog Jawa Timur telah berhasil merealisasikan penyerapan beras sebanyak 680.000 ton dari target 690.000 ton, mendekati angka sempurna.
Target tersebut merupakan bagian dari program nasional dengan total sasaran penyerapan sebesar 3 juta ton.
“Capaian Bulog Jawa Timur ini luar biasa karena hampir menyentuh target yang ditetapkan pemerintah. Artinya, program serapan beras di wilayah ini berjalan efektif dan bahkan berpotensi melampaui target nasional,” ujarnya.
Bambang Haryo menilai bahwa di masa mendatang, peran Bulog perlu diperluas agar tidak hanya fokus pada komoditas beras.
Menurutnya, lembaga ini memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam stabilisasi berbagai komoditas pangan strategis lainnya.
Ia menyebutkan, selain beras, Bulog kini mulai terlibat dalam penyerapan jagung untuk mendukung keseimbangan pasokan bahan pangan nasional.
Ke depan, Bambang berharap Bulog dapat mengelola hingga 11 jenis komoditas yang dijamin pemerintah berdasarkan kebutuhan pasar, kualitas, dan harga.
“Bulog tidak boleh berhenti di beras saja. Ada banyak komoditas yang membutuhkan peran negara untuk menjaga harga dan pasokan, seperti jagung, kedelai, gula, hingga minyak goreng. Semua itu penting bagi stabilitas ekonomi nasional,” jelasnya.
Dalam pandangan Bambang, fungsi utama Bulog sebagai lembaga yang menjamin kestabilan harga dan ketersediaan pangan harus terus diperkuat.
Ia menegaskan bahwa stabilitas harga bahan pokok merupakan kunci untuk menjaga daya beli masyarakat serta mengendalikan inflasi di tingkat nasional.
“Bulog memiliki peran vital sebagai stabilisator pasar. Lembaga ini harus mampu menjamin ketersediaan pangan dan menekan gejolak harga agar rakyat tetap bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” tambahnya.
Ia juga menilai, keberhasilan Bulog Jawa Timur dalam menjaga stok beras menunjukkan bahwa sistem distribusi dan penyerapan sudah berjalan baik.
Namun, peningkatan kapasitas dan digitalisasi sistem logistik dinilai perlu agar Bulog dapat bekerja lebih efisien.
Bambang menegaskan bahwa ke depan, Bulog harus menjadi pilar utama ketahanan pangan nasional, bukan hanya di sektor beras, tetapi mencakup seluruh kebutuhan pangan pokok masyarakat Indonesia.
Dengan dukungan kebijakan pemerintah dan sinergi antara pusat serta daerah, lembaga ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak ekonomi pangan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami di DPR akan terus mendukung penguatan Bulog agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan menjaga stabilitas pangan di negeri ini,” pungkasnya.***