UMKMJATIM.COM – Diberitakan bahwa dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Sidoarjo mengambil langkah strategis dengan menggandeng pondok pesantren untuk dijadikan mitra utama.
Salah satu upaya konkret terlihat melalui kegiatan penanaman jagung yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al Amanah, Desa Junwangi, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo pada Sabtu, 12 Juli 2025.
Kegiatan ini bukan hanya bentuk respons terhadap isu krisis pangan global, tetapi juga merupakan upaya sinergis antara aparat kepolisian, lembaga pendidikan keagamaan, dan masyarakat dalam mendorong kemandirian pangan di tingkat akar rumput.
Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Christian Tobing, menegaskan pentingnya peran pesantren dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Ia berharap inisiatif ini dapat menjadi contoh inspiratif bagi pesantren lain di wilayah Sidoarjo dan sekitarnya untuk terlibat aktif dalam gerakan kemandirian pangan.
Lebih lanjut, Kombes Tobing mengatakan bahwa penanaman jagung di lingkungan pesantren merupakan bagian dari strategi jangka panjang dalam menghadapi tantangan ketersediaan pangan.
Dukungan yang diberikan oleh Polri mencakup bukan hanya kehadiran seremonial, tetapi juga pendampingan teknis secara langsung dengan melibatkan kalangan akademisi.
Dalam pelaksanaan program ini, Polresta Sidoarjo bekerja sama dengan Fakultas Ketahanan Pangan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Kolaborasi tersebut mencakup pelatihan teknis, transfer pengetahuan, serta bimbingan pengelolaan lahan dan hasil pertanian secara berkelanjutan.
Kapolresta menambahkan bahwa pihaknya dan tim akademisi akan terus mendorong pengembangan sistem pertanian berbasis komunitas, khususnya di lingkungan pesantren yang memiliki potensi besar sebagai pusat edukasi dan pembinaan masyarakat.
Santri dan pengasuh pondok pesantren juga turut dilibatkan secara langsung dalam proses penanaman, yang tidak hanya memperkuat nilai gotong royong,
tetapi juga memberikan pembelajaran praktis mengenai pentingnya pertanian dan kemandirian pangan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari pihak Unesa, perwakilan Fakultas Ketahanan Pangan menyampaikan apresiasi atas inisiatif ini dan menegaskan komitmen mereka untuk terus memberikan pendampingan dalam pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di lingkungan pesantren.
Melalui kolaborasi antara kepolisian, akademisi, dan institusi keagamaan, diharapkan konsep ketahanan pangan berbasis pesantren ini dapat diterapkan di berbagai daerah lain,
menjadikan pesantren tidak hanya sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga sebagai motor penggerak ketahanan pangan nasional.***