Menjelang Ramadhan, Harga Bumbu Dapur di Ponorogo Merangkak Naik

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Saturday, 22 February 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

UMKMJATIM.COM – Diberitakan bahwa memasuki sepekan menjelang bulan suci Ramadhan, masyarakat di Ponorogo mulai merasakan dampak kenaikan harga sejumlah bahan pokok, khususnya bumbu dapur.

Kenaikan harga ini terlihat di beberapa pasar tradisional, termasuk Pasar Legi Ponorogo, di mana harga cabai, bawang, dan tomat mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Suprihatin, seorang pedagang bumbu dapur di Pasar Legi, mengungkapkan bahwa harga bahan-bahan seperti cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan tomat mulai merangkak naik sejak tiga hari terakhir.

Ia menduga, kenaikan harga ini dipicu oleh tingginya permintaan masyarakat yang tidak sebanding dengan ketersediaan stok di pasaran.

Menurutnya, fenomena kenaikan harga ini bukanlah hal baru.

Setiap kali menjelang momen besar seperti Ramadhan, biasanya harga kebutuhan pokok memang cenderung meningkat.

Baca Juga :  Menjelang Ramadan, Pemkot Surabaya Gelar Gerakan Pangan Murah di Bendul Merisi

Ia menilai, kondisi ini wajar terjadi karena banyaknya kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi dalam persiapan menyambut puasa.

Suprihatin menjelaskan, harga cabai rawit yang semula berada di kisaran Rp60.000 per kilogram kini naik menjadi Rp70.000 per kilogram.

Sementara itu, cabai merah yang sebelumnya dijual dengan harga Rp35.000 per kilogram, kini mencapai Rp45.000 per kilogram.

Kenaikan harga juga terjadi pada bawang merah, dari Rp24.000 menjadi Rp30.000 per kilogram.

Bawang putih pun mengalami lonjakan harga, dari Rp35.000 menjadi Rp38.000 per kilogram.

Bahkan, tomat yang biasanya hanya dihargai Rp5.000 per kilogram, kini naik hingga dua kali lipat.

Berdasarkan pengalamannya berdagang selama bertahun-tahun, Suprihatin memprediksi bahwa kenaikan harga bumbu dapur ini masih mungkin berlanjut.

Ia mengatakan, kondisi harga pasar akan tetap fluktuatif hingga mendekati Hari Raya Idul Fitri.

Baca Juga :  Edukasi Petani Tembakau di Lumajang Tingkatkan Produksi dan Inovasi Organik

Ia juga tidak menampik kemungkinan bahwa harga-harga bisa kembali melonjak jika permintaan masyarakat terus meningkat tanpa diimbangi dengan pasokan yang memadai.

Kondisi seperti ini membuat para pedagang harus lebih cermat dalam mengelola stok dagangan mereka.

Di satu sisi, mereka harus memenuhi kebutuhan konsumen, namun di sisi lain, mereka juga harus berhati-hati agar tidak mengalami kerugian jika harga kembali mengalami perubahan drastis.

Selain itu, kenaikan harga bumbu dapur juga berdampak pada daya beli masyarakat.

Beberapa konsumen terpaksa mengurangi jumlah pembelian atau memilih bahan substitusi yang lebih terjangkau.

Situasi ini tentu menjadi tantangan tersendiri, baik bagi pedagang maupun konsumen di tengah persiapan menyambut bulan puasa.

Secara umum, fenomena kenaikan harga menjelang Ramadhan bukan hanya terjadi di Ponorogo, tetapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia.

Baca Juga :  Bulog Ponorogo Kejar Target Serapan 40 Ribu Ton Gabah dan Beras hingga Akhir April 2025

Kondisi ini biasanya dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari cuaca yang memengaruhi hasil panen, distribusi logistik, hingga mekanisme pasar itu sendiri.

Pemerintah daerah dan dinas terkait diharapkan dapat memantau kondisi pasar dengan lebih intensif.

Langkah antisipatif, seperti operasi pasar atau penyediaan pasokan tambahan, mungkin perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi dengan harga yang wajar.

Melalui koordinasi yang baik antara pemerintah, distributor, dan pedagang, diharapkan lonjakan harga kebutuhan pokok, khususnya bumbu dapur, dapat dikendalikan.

Dengan demikian, masyarakat dapat menyambut Ramadhan dengan lebih tenang tanpa terbebani oleh kenaikan harga bahan pangan yang terlalu tinggi.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Tradisi Bersih Dusun Dorong UMKM Lokal, Omzet Pedagang Naik Hingga 150 Persen
495 Warga Kelurahan Tamanan Kediri Terima Bantuan Beras dari Program CBP Bapanas
Bupati Bangkalan Apresiasi Peran Strategis YTP 837/Ksatria Trunojoyo untuk Dukung Ketahanan Pangan
Simbol Kolaborasi dan Pendorong Ekonomi Lokal Berbasis Budaya dan Lingkungan: Aston Inn Lumajang
Menjelang HUT RI ke-80, Penjual Bendera dan Atribut Kemerdekaan Ramaikan Jalanan Sumenep
Strategi Email Marketing Sederhana untuk UMKM: Hemat Biaya, Maksimal Hasil
Hari Koperasi ke-78 Dimeriahkan Peluncuran 80.081 KDMP dan Pasar Murah, Warga Tuban Sambut Antusias
Surabaya Genjot Aktivasi 153 KKMP, Dorong Ekonomi Kampung dan Wujudkan Semangat Pancasila

Berita Terkait

Tuesday, 22 July 2025 - 20:30 WIB

495 Warga Kelurahan Tamanan Kediri Terima Bantuan Beras dari Program CBP Bapanas

Tuesday, 22 July 2025 - 20:00 WIB

Bupati Bangkalan Apresiasi Peran Strategis YTP 837/Ksatria Trunojoyo untuk Dukung Ketahanan Pangan

Tuesday, 22 July 2025 - 19:30 WIB

Simbol Kolaborasi dan Pendorong Ekonomi Lokal Berbasis Budaya dan Lingkungan: Aston Inn Lumajang

Tuesday, 22 July 2025 - 19:00 WIB

Menjelang HUT RI ke-80, Penjual Bendera dan Atribut Kemerdekaan Ramaikan Jalanan Sumenep

Tuesday, 22 July 2025 - 14:00 WIB

Strategi Email Marketing Sederhana untuk UMKM: Hemat Biaya, Maksimal Hasil

Berita Terbaru

Bisnis

Cara Sukses Mengikuti Bazaar dan Pameran Produk Lokal untuk UMKM

Wednesday, 23 Jul 2025 - 09:00 WIB