UMKMJATIM.COM – Menjelang perayaan Iduladha 1446 Hijriah atau Hari Raya Kurban, tren harga kambing di wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mulai menunjukkan kenaikan, meski tidak signifikan.
Hal ini diungkapkan oleh Anwari, seorang peternak sekaligus pedagang kambing berusia 27 tahun, yang mengamati langsung dinamika pasar hewan jelang hari besar Islam tersebut.
Menurut penuturannya, kenaikan harga kambing tahun ini tergolong lambat.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, setelah Idulfitri harga kambing sudah mulai menanjak tajam. Namun, situasi tahun ini berbeda.
Hingga pertengahan Mei 2025, kenaikan harga baru terlihat, itu pun dalam skala kecil. Ia menyebut, harga kambing jantan yang layak dijadikan hewan kurban berada di kisaran Rp1,4 juta per ekor.
Sementara kambing betina, yang umumnya tidak dipakai untuk kurban namun tetap diperjualbelikan, dijual seharga sekitar Rp900 ribu per ekor.
Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, harga kambing jantan bisa mencapai Rp2 juta per ekor, sedangkan kambing betina bisa dijual hingga Rp1,5 juta.
Dari perbedaan harga tersebut, dapat disimpulkan bahwa harga kambing saat ini masih tergolong rendah, bahkan lebih murah dibanding tahun lalu.
Anwari memperkirakan, harga kambing belum mengalami lonjakan karena permintaan masyarakat belum meningkat secara drastis.
Jika ditilik, waktu menuju Iduladha sudah sangat dekat, yakni kurang dari tiga minggu, dengan hari pelaksanaannya diperkirakan jatuh pada 6 Juni 2025.
Sementara itu, pernyataan serupa juga disampaikan oleh Sabariyanto, peternak kambing lainnya yang turut aktif dalam jual beli hewan kurban di Situbondo.
Ia membenarkan bahwa kenaikan harga kambing memang sudah mulai terjadi, meski tidak terlalu mencolok.
Kendati demikian, ia merasa bersyukur karena harga setidaknya mulai menunjukkan tren naik.
Menurutnya, fluktuasi harga kambing sangat dipengaruhi oleh ketersediaan stok di pasar hewan.
Tahun ini, jumlah kambing di wilayah Situbondo terpantau lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kondisi ini membuat persaingan antarpenjual semakin ketat, sehingga harga di pasar relatif lebih rendah.
Sabariyanto juga menambahkan bahwa kambing yang dijual langsung di pedesaan justru cenderung memiliki harga yang sedikit lebih tinggi dibandingkan di pasar hewan.
Hal ini disebabkan karena akses langsung antara penjual dan pembeli, serta biaya distribusi yang lebih rendah.
Fenomena ini memberikan gambaran bahwa pasar kambing kurban di Situbondo tahun 2025 cukup kompetitif.
Bagi masyarakat yang berencana membeli hewan kurban, momen saat ini bisa menjadi waktu yang tepat karena harga masih tergolong terjangkau.***