Makanan Halal Tapi Tak Bisa Dapat Sertifikat Halal? Simak Alasannya!

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Sunday, 8 December 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketahui kriteria nama produk yang tak bisa dapat sertifikat halal MUI. Jangan sampai usaha kulinermu terhambat

Ketahui kriteria nama produk yang tak bisa dapat sertifikat halal MUI. Jangan sampai usaha kulinermu terhambat

UMKMJATIM.COM – Tahukah kamu, tidak semua makanan halal bisa mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Walaupun makanan dan minuman tersebut halal, ada beberapa alasan yang membuatnya tidak lolos sertifikasi. Selain bahan baku, MUI juga memperhatikan unsur lain, termasuk nama produk.

Misalnya, kasus Mie Gacoan yang sempat ramai dibicarakan. Restoran ini tidak mendapatkan sertifikat halal karena beberapa nama menunya dianggap tidak sesuai, seperti nama yang mengandung unsur “setan.” Jadi, bagaimana sebenarnya kriteria pemberian sertifikat halal oleh MUI? Simak ulasannya berikut ini.

Apa Itu Sertifikat Halal?

Sertifikat halal adalah dokumen resmi dari MUI yang memastikan suatu produk telah memenuhi syariat Islam, baik dari bahan baku hingga proses produksinya. Produk dengan sertifikat ini dinyatakan aman untuk dikonsumsi umat Muslim dan bebas dari bahan haram.

Standar halal ini tidak hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga di banyak negara, termasuk negara non-Muslim. Dengan sertifikat halal, produsen bisa memastikan produk mereka diterima oleh konsumen Muslim, baik di pasar lokal maupun ekspor.

Baca Juga :  Edukasi Petani Tembakau di Lumajang Tingkatkan Produksi dan Inovasi Organik

Produk-Produk yang Wajib Memiliki Sertifikat Halal

Menurut Pasal 140 Peraturan Pemerintah (PP) No 39 Tahun 2021, beberapa produk diwajibkan memiliki sertifikat halal. Produk-produk tersebut adalah:

  1. Makanan dan Minuman
    Semua jenis makanan dan minuman yang dipasarkan wajib memiliki sertifikat halal.
  2. Bahan Baku dan Tambahan Pangan
    Produsen bahan baku, bahan tambahan pangan, dan bahan penolong untuk makanan dan minuman juga wajib mengurus sertifikasi halal.
  3. Hasil dan Jasa Penyembelihan
    Produk hasil penyembelihan dan jasa penyembelihan juga masuk dalam kategori wajib sertifikasi.

Batas akhir pengurusan sertifikat halal untuk produk-produk ini adalah 17 Oktober 2024. Jika tidak, pelaku usaha akan dikenakan sanksi administratif berupa:

  • Peringatan tertulis;
  • Denda hingga Rp2 miliar;
  • Pencabutan sertifikat halal;
  • Penarikan produk dari peredaran.

Nama Produk yang Tidak Bisa Mendapat Sertifikat Halal

Nama produk memang penting untuk branding. Namun, ide kreatif dalam menamai produk harus sesuai dengan aturan agar tidak menghambat pengurusan sertifikat halal.

Menurut SK LPPOM MUI No: SK46/Dir/LPPOM MUI/XII/14 dan Fatwa MUI No 11/2009, berikut adalah kriteria nama produk yang tidak bisa mendapatkan sertifikat halal:

  1. Mengandung Nama Minuman Keras
    Contoh: root beer, es krim rasa rhum raisin, bir 0% alkohol.
  2. Mengandung Nama Babi dan Anjing
    Termasuk semua turunannya.
  3. Mengandung Unsur Setan atau Semacamnya
    Nama-nama seperti “setan” atau yang serupa tidak akan diterima.
  4. Mengandung Unsur Kekufuran dan Kebatilan
    Nama produk yang dianggap menentang nilai-nilai Islam tidak bisa lolos sertifikasi.
  5. Berbau Erotis atau Vulgar
    Nama yang berkonotasi porno atau vulgar tidak diperbolehkan.
Baca Juga :  Probolinggo Siapkan Pusat Oleh-Oleh Rest Area Tongas untuk Dorong UMKM Lokal

Solusi untuk Pelaku Usaha

Jika nama produkmu masuk dalam kategori di atas, sebaiknya segera lakukan perubahan nama. Proses pengurusan sertifikat halal memerlukan waktu, jadi lebih baik menyiapkan diri sejak dini.

Selain itu, perubahan nama perlu dikomunikasikan dengan konsumen. Seperti yang dilakukan oleh Mie Gacoan, mereka mengubah nama menu agar sesuai dengan kriteria halal. Ini membuktikan bahwa penyesuaian nama produk tidak hanya membantu kelancaran proses sertifikasi, tetapi juga menjaga kepercayaan konsumen.

Menciptakan nama produk yang kreatif memang penting, tetapi tetap harus mematuhi aturan yang berlaku. Sertifikat halal tidak hanya menjadi jaminan bagi konsumen Muslim, tetapi juga membuka peluang bisnis yang lebih luas, baik lokal maupun internasional.

Baca Juga :  Cara Masuk FYP untuk UMKM dan Tips Maksimalkan Penjualan

Jadi, pastikan produk makanan dan minumanmu, termasuk bahan baku atau hasil penyembelihan, memenuhi syarat untuk mendapatkan sertifikat halal. Selain bahan dan proses produksi, perhatikan juga nama produk agar tidak melanggar ketentuan.

Kontak Partnerkita.id

Jadi, sudahkah Sobat Partnerkita memiliki sertifikat halal? Atau ternyata masih bingung terkait syarat dan prosedur pembuatannya? Ada baiknya untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan Partnerkita.

Selain itu, kami juga dapat membantumu untuk memenuhi dokumen legalitas usaha seperti NIB, NPWP, IUMK, SIUP yang harus dilengkapi terlebih dahulu sebagai syarat pembuatan sertifikat halal.

Untuk info lebih lanjut, kunjungi laman Layanan Partnerkita – Perizinan Usaha. Jika ada pertanyaan seputar kebutuhan legalitas lainnya, silakan hubungi kami di Tanya Admin ataupun mengirimkan direct message (DM) ke Instagram @Partnerkita.id.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Pemerintah Kabupaten Kediri Soroti Potensi Ekonomi Besar dari Budidaya Ikan Lele
PT Freeport Siap Produksi 60 Ton Emas di KEK Gresik, Mendorong Hilirisasi Sumber Daya Alam
Perhutani Berikan Apresiasi kepada KPH Probolinggo atas Pencapaian Target Getah Pinus 2024
Savart Motors Jalin Kerja Sama dengan Arrow Electronics untuk Percepat Ekspansi dan Perkuat Industri Kendaraan Listrik di Indonesia
Usaha Berbasis Daun Kelor di Mojokerto Menjadi Inovasi Produk Lokal yang Kaya Manfaat
Banyuwangi Raih Juara 1 dalam East Java Tourism Marketing Award 2024 untuk Kategori The Best Social Influence
Dorong UMKM Sidoarjo Bangkit, Bambang Haryo Ajak Belanja Produk Lokal
SIER dan Kabupaten Pasuruan Perkuat Sinergi untuk Kemajuan Daerah

Berita Terkait

Thursday, 12 December 2024 - 08:56 WIB

Pemerintah Kabupaten Kediri Soroti Potensi Ekonomi Besar dari Budidaya Ikan Lele

Wednesday, 11 December 2024 - 16:18 WIB

PT Freeport Siap Produksi 60 Ton Emas di KEK Gresik, Mendorong Hilirisasi Sumber Daya Alam

Wednesday, 11 December 2024 - 13:14 WIB

Perhutani Berikan Apresiasi kepada KPH Probolinggo atas Pencapaian Target Getah Pinus 2024

Wednesday, 11 December 2024 - 10:58 WIB

Savart Motors Jalin Kerja Sama dengan Arrow Electronics untuk Percepat Ekspansi dan Perkuat Industri Kendaraan Listrik di Indonesia

Wednesday, 11 December 2024 - 09:06 WIB

Usaha Berbasis Daun Kelor di Mojokerto Menjadi Inovasi Produk Lokal yang Kaya Manfaat

Berita Terbaru