UMKMJATIM.COM – Usaha berbasis daun kelor yang dikelola oleh pasangan suami istri Muji Wahyu Widodo dan Sri Andrijanti kini menjadi salah satu inovasi produk lokal masyarakat Mojokerto yang kaya manfaat.
Produk olahan daun kelor mereka, seperti teh dan bubuk kelor, telah membuktikan keunggulan bahan alami ini dalam mendukung kesehatan.
“Daun kelor disebut sebagai 1.000 manfaat karena kaya akan vitamin, terutama vitamin C,” ungkap Sri Andrijanti dalam wawancara pada Sabtu (7/12/2024).
Produk olahan daun kelor yang diproduksi oleh pasangan ini berlokasi di Jl. Pendidikan RT 03/RW 02, Lingkungan Pulowetan, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajuritkulon.
Mereka menjalankan usaha ini secara mandiri bersama masyarakat sekitar, terutama ibu rumah tangga dan lanjut usia (lansia). Meskipun produk mereka belum terdaftar di BPOM, usaha ini telah memiliki sertifikasi PIRT dan halal.
Produk olahan daun kelor ini bervariasi, mulai dari teh kelor, bubuk kelor, masker kelor, hingga makanan berbahan dasar kelor. Usaha ini bertujuan untuk membawa manfaat kesehatan bagi masyarakat sekaligus mendukung perekonomian lokal.
Teh kelor diproduksi dalam tiga varian rasa, yaitu original, jahe merah, dan lemon grass atau serai. Bubuk kelor, di sisi lain, dapat digunakan sebagai taburan makanan, substitusi bahan masakan, atau masker wajah.
Dalam proses produksinya, usaha ini dibantu oleh 5 hingga 6 karyawan yang sebagian besar berasal dari ibu rumah tangga atau lansia.
Sri Andrijanti juga menceritakan tentang perubahan dalam proses produksi mereka, “Awalnya, kami hanya menggunakan nampan yang ditutup kain untuk mengeringkan daun kelor, tetapi kini telah memiliki fasilitas pengeringan khusus dengan kapasitas 15 kilogram daun basah.”
Penjualan produk ini mencapai rata-rata 50 pax per bulan untuk setiap jenis olahan. Namun, mereka mengakui bahwa salah satu tantangan terbesar adalah memperkenalkan manfaat daun kelor kepada masyarakat yang lebih luas.
Sri juga bercerita tentang pengalaman mereka dalam memasarkan produk secara online. “Kami pernah membuka akun Instagram untuk pemasaran, tetapi terhenti karena tidak ada admin,” tambah Sri.
Saat ini, pemasaran produk lebih banyak dilakukan secara langsung kepada teman dan saudara, dengan produk juga sudah dikirim ke Jakarta dan Pare. Mereka juga telah menjalin kerja sama dengan STIKES Surabaya untuk memasok teh kelor sebagai nutrisi tambahan bagi lansia.
Di akhir wawancara, Sri menyampaikan harapan besar terhadap usahanya. “Kami berharap usaha ini dapat menjadi sentral kelor dan oleh-oleh khas Kota Mojokerto.
Kami ingin menciptakan persaingan sehat di pasar sekaligus menginspirasi masyarakat untuk memanfaatkan daun kelor secara lebih kreatif, seperti membuat onde-onde kelor,” pungkas Sri.
Dengan dukungan dari pemerintah Mojokerto yang turut menyediakan lahan kelor, usaha ini diharapkan dapat berkembang lebih jauh, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memajukan industri lokal berbasis kelor.