UMKMJATIM.COM – Diberitakan bahwa Pemkab Trenggalek berupaya meningkatkan produksi padi sebagai bagian dari strategi memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dengan berbagai langkah strategis yang telah disiapkan, Pemkab optimis bahwa pada tahun 2025, produksi padi di wilayahnya dapat mencapai 160 ribu ton,
mengalami kenaikan signifikan dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 138 ribu ton.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, Imam Nurhadi, menjelaskan bahwa salah satu strategi utama untuk mencapai target tersebut adalah menerapkan sistem tanam tancap 14.
Konsep ini mengacu pada metode tanam cepat, di mana setelah proses panen selesai, lahan harus kembali ditanami dalam waktu 14 hari secara serentak.
Dengan sistem ini, diharapkan siklus tanam dapat berlangsung lebih cepat dan efisien, sehingga produktivitas lahan semakin meningkat.
Untuk mendukung penerapan sistem ini, Pemkab Trenggalek akan mengoptimalkan penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) agar persiapan lahan bisa dilakukan dengan lebih cepat.
Imam Nurhadi menyebutkan bahwa pembibitan akan dilakukan di luar lahan pertanian,
sehingga ketika lahan sudah siap, tanah masih memiliki waktu untuk beristirahat sebelum kembali digunakan untuk penanaman berikutnya.
Di Kabupaten Trenggalek, daerah yang menjadi pusat utama produksi padi tersebar di beberapa kecamatan, yaitu Gandusari, Durenan, Munjungan, dan Panggul.
Pemkab berencana untuk memaksimalkan penggunaan Alsintan berukuran besar di wilayah dataran rendah, guna mempercepat proses pengolahan lahan.
Sementara itu, untuk daerah dengan kontur tanah berbukit atau terasering, perhatian utama akan diberikan pada sistem irigasi.
Pemerintah memastikan bahwa suplai air ke lahan pertanian tetap terpenuhi agar tanaman padi dapat tumbuh optimal meskipun berada di wilayah dengan kondisi geografis yang lebih menantang.
Pemkab Trenggalek menegaskan bahwa penggunaan Alsintan akan difokuskan untuk lahan datar,
sedangkan di daerah terasering, intervensi yang dilakukan lebih diarahkan pada perbaikan sistem irigasi guna menjamin ketersediaan air yang stabil.
Terkait dengan jenis padi yang akan ditanam, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek memberikan kebebasan penuh kepada para petani dalam memilih varietas yang mereka anggap unggul dan sesuai dengan kondisi lahan masing-masing.
Pemkab menyadari bahwa setiap petani memiliki preferensi sendiri terkait jenis padi yang ingin mereka budidayakan.
Oleh karena itu, keputusan mengenai varietas yang digunakan tetap diserahkan kepada petani, tanpa adanya kewajiban untuk menanam jenis tertentu.
Dengan strategi yang telah disusun, Pemkab Trenggalek berharap peningkatan produksi padi yang ditargetkan dapat tercapai.
Selain memperkuat ketahanan pangan daerah, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.
Pemerintah terus berupaya memberikan dukungan maksimal agar sektor pertanian di Trenggalek semakin maju, produktif, dan berkelanjutan.***