UMKMJATIM.COM – Dalam memulai budidaya ikan lele, salah satu komponen utama yang harus dipersiapkan adalah kolam.
Keberadaan kolam menjadi elemen vital karena akan menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya ikan selama masa pemeliharaan.
Maka dari itu, memilih jenis kolam yang tepat, memperkirakan modal, hingga merencanakan perawatannya menjadi langkah awal yang wajib diperhitungkan.
1. Jenis Kolam Menentukan Besarnya Modal
Bagi para pemula yang ingin memulai usaha ternak lele dalam skala kecil, umumnya akan memilih jenis kolam terpal atau kolam beton.
Kedua jenis kolam ini dikenal sebagai pilihan ekonomis yang cukup efektif untuk budidaya ikan lele.
Diketahui bahwa biaya pembuatan kolam terpal atau kolam beton untuk pemula berkisar mulai dari Rp1 juta per unit.
Nominal ini sudah mencakup material terpal atau semen, rangka bambu atau besi ringan, serta ongkos kerja jika menggunakan tenaga tukang.
Tentunya, nilai tersebut dapat berubah tergantung pada ukuran kolam yang dibuat dan harga bahan di wilayah masing-masing.
2. Lahan Khusus Budidaya Bisa Jadi Investasi Jangka Panjang
Bila memiliki dana lebih, sebagian peternak memilih untuk menginvestasikan modalnya pada lahan khusus yang difungsikan secara eksklusif untuk usaha budidaya ikan lele.
Membeli lahan pribadi akan memberi keuntungan dalam jangka panjang karena bisa memperluas kapasitas produksi tanpa harus menyewa tempat.
Namun demikian, bagi pelaku usaha pemula, penggunaan lahan pekarangan rumah atau sewa lahan kecil sering kali dianggap cukup memadai, terutama di tahap awal budidaya.
Kunci utamanya adalah pemanfaatan lahan secara efisien dan sesuai kebutuhan.
3. Ukuran Kolam Berpengaruh pada Efisiensi Budidaya
Besar kecilnya kolam yang digunakan tentu akan berdampak langsung pada kapasitas ikan yang dapat dipelihara.
Sebagai gambaran, kolam berukuran 2 x 3 meter dapat menampung hingga 1.000 ekor benih lele dengan padat tebar yang ideal.
Selain itu, ukuran kolam yang tepat juga akan memudahkan dalam proses pemberian pakan dan pembersihan kolam secara berkala.
Kolam yang terlalu kecil berisiko membuat ikan stres akibat kepadatan yang tinggi, sementara kolam yang terlalu besar tentu membutuhkan biaya pembangunan dan perawatan lebih besar.
Oleh sebab itu, penyesuaian ukuran kolam harus dirancang berdasarkan target produksi dan anggaran yang tersedia.
4. Desain Kolam Harus Memudahkan Perawatan
Dalam budidaya lele, kebersihan kolam menjadi faktor penting yang menentukan kualitas pertumbuhan ikan.
Oleh karena itu, saat merancang kolam, sebaiknya memperhatikan kemudahan dalam pengurasan air dan pengangkatan endapan kotoran.
Sebagian peternak menyarankan agar kolam memiliki saluran pembuangan di dasar kolam atau sistem pipa yang terintegrasi, agar proses pembersihan bisa dilakukan lebih praktis.
Dengan begitu, risiko penyakit akibat air kotor pun dapat diminimalkan.
Kolam lele bukan hanya menjadi tempat tinggal bagi ikan, tetapi juga komponen penting yang berpengaruh pada kesuksesan budidaya.
Baik dari segi modal, pemilihan jenis kolam, hingga desain yang memudahkan perawatan, semuanya perlu diperhitungkan dengan matang agar bisnis ternak lele bisa berjalan lancar dan menguntungkan.***