Harga Kelapa Melonjak Tajam, Eksportir Jadi Biang Keroknya?

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Friday, 18 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga kelapa di Indonesia tengah meroket, memicu keresahan di masyarakat. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan penyebabnya: para pengusaha lebih tertarik mengekspor kelapa bulat karena harga jualnya yang lebih tinggi di pasar internasional.

Hal ini menyebabkan berkurangnya stok kelapa di dalam negeri dan berimbas pada kenaikan harga di pasaran. Kemendag telah melakukan pertemuan dengan pelaku industri kelapa dan eksportir untuk mencari solusi atas permasalahan ini.

Pertemuan Mendag dengan Pelaku Industri dan Eksportir

Dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa daya tarik harga ekspor yang lebih tinggi membuat banyak pengusaha mengalihkan fokus pada pasar luar negeri. “Kan ini mahal, karena di ekspor ya. Harga ekspor memang lebih tinggi daripada harga dalam negeri. Karena semua ekspor, akhirnya jadi langka dalam negeri,” ungkap Budi Santoso, mengutip Antara, Rabu (17/4/2025).

Mendag Budi Santoso menekankan pentingnya mencari kesepakatan yang menguntungkan baik bagi petani, eksportir, dan juga konsumen domestik. “Biar nanti ada kesepakatan yang lebih baik. Karena kita juga di dalam negeri membutuhkan. Tetapi harga tentunya juga kalau murah kan, petani dan eksportir kan nggak mau. Jadi nanti kita cari kesempatan yang lebih baik,” tambahnya.

Baca Juga :  Strategi Pemkab Sumenep Cegah Kelangkaan Pupuk Bersubsidi untuk Dukung Swasembada Pangan

Lonjakan Harga Kelapa di Pasar Tradisional Jakarta

Data Info Pangan Jakarta pada Kamis (17/4) menunjukkan harga kelapa kupas/bulat yang bervariasi di beberapa pasar tradisional Jakarta. Di Pasar Induk Kramat Jati, harga rata-rata mencapai Rp13.769 per kilogram, dengan harga tertinggi Rp21.000 per kilogram.

Sementara itu, Pasar Senen Blok III-IV mencatat harga rata-rata Rp13.333 per kilogram dan tertinggi Rp15.000 per kilogram. Di Pasar Grogol, harga rata-rata lebih rendah, yaitu Rp10.321 per kilogram, namun harga tertinggi mencapai Rp20.000 per kilogram.

Harga di berbagai wilayah Jakarta juga bervariasi. Jakarta Barat mencatat rata-rata Rp17.500 per kilogram, Jakarta Pusat Rp15.600, Jakarta Selatan Rp16.400, Jakarta Timur Rp17.500, dan Jakarta Utara Rp13.667 per kilogram. Fluktuasi harga ini menunjukkan disparitas yang cukup signifikan di berbagai lokasi.

Baca Juga :  Jelang Lebaran Ketupat, Pedagang Musiman Serbu Pasar Anom Sumenep

Ekspor Kelapa Bulat Melonjak Tajam

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan peningkatan signifikan ekspor kelapa bulat pada awal tahun 2025. Hanya dalam dua bulan pertama tahun ini, nilai ekspor mencapai US$30,8 juta atau setara dengan Rp517 miliar (dengan asumsi kurs Rp16.786 per dolar AS). Lonjakan ini menunjukkan tingginya permintaan kelapa bulat di pasar internasional.

Analisis dan Solusi Potensial

Permasalahan ini memerlukan solusi komprehensif. Pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan yang menyeimbangkan kepentingan petani, eksportir, dan konsumen domestik. Mungkin perlu dipertimbangkan pengaturan kuota ekspor, subsidi untuk petani kelapa dalam negeri, atau pengembangan pasar alternatif untuk kelapa dalam negeri.

Selain itu, transparansi harga dan informasi pasar yang akurat sangat penting. Dengan demikian, semua pihak dapat membuat keputusan yang lebih tepat berdasarkan data yang valid. Peningkatan teknologi pertanian juga dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi kelapa, sehingga dapat memenuhi permintaan domestik dan ekspor.

Baca Juga :  Dorong UMKM Naik Kelas, Dinas Koperasi Sidoarjo Siapkan Program Prioritas

Pemerintah juga perlu melakukan diversifikasi produk olahan kelapa untuk meningkatkan nilai tambah dan mengurangi ketergantungan pada ekspor kelapa bulat. Dengan begitu, Indonesia tidak hanya bergantung pada ekspor komoditas mentah, tetapi juga dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dari produk olahan kelapa yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

Secara keseluruhan, permasalahan harga kelapa ini memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Solusi yang terintegrasi dan berkelanjutan dibutuhkan untuk memastikan keberlanjutan industri kelapa di Indonesia dan ketersediaan kelapa di pasar domestik dengan harga yang terjangkau.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Desa Tirtomarto Dirikan Koperasi Merah Putih, Fokus Distribusi Elpiji dan Penguatan Ekonomi Warga
BPJPH Dorong Petani Tak Ragukan Jagung PRG
Pemkot Kediri Salurkan Bantuan Rehabilitasi RTLH 2025, 161 Rumah Tak Layak Huni Siap Direnovasi
Demi Tingkatkan Kesejahteraan, Pemkab Sidoarjo Salurkan Bantuan BPJS Ketenagakerjaan untuk Guru Swasta
Waspadai Pelanggaran Harga: Pemkab Sumenep Tegaskan Pengecer Dilarang Jual LPG 3 Kg di Atas HET
Industri Fashion Jadi Tulang Punggung Ekonomi Kreatif Jawa Timur, Anak Muda Didorong Jadi Pelaku Utama
Mahasiswa Polije Dalami Budidaya Udang Vannamei di BPBAP Situbondo, Siap Hadapi Industri Perikanan
Investasi Terus Tumbuh di 2025, Pabrik Rokok Baru Siap Beroperasi di Kota Blitar

Berita Terkait

Tuesday, 10 June 2025 - 21:00 WIB

Desa Tirtomarto Dirikan Koperasi Merah Putih, Fokus Distribusi Elpiji dan Penguatan Ekonomi Warga

Tuesday, 10 June 2025 - 20:30 WIB

BPJPH Dorong Petani Tak Ragukan Jagung PRG

Tuesday, 10 June 2025 - 20:00 WIB

Pemkot Kediri Salurkan Bantuan Rehabilitasi RTLH 2025, 161 Rumah Tak Layak Huni Siap Direnovasi

Tuesday, 10 June 2025 - 19:00 WIB

Waspadai Pelanggaran Harga: Pemkab Sumenep Tegaskan Pengecer Dilarang Jual LPG 3 Kg di Atas HET

Monday, 9 June 2025 - 21:00 WIB

Industri Fashion Jadi Tulang Punggung Ekonomi Kreatif Jawa Timur, Anak Muda Didorong Jadi Pelaku Utama

Berita Terbaru

Berita

BPJPH Dorong Petani Tak Ragukan Jagung PRG

Tuesday, 10 Jun 2025 - 20:30 WIB