UMKMJATIM.COM – Fluktuasi harga cabai untuk wilayah Kabupaten Kediri kembali menunjukkan pergerakan ke arah tren yang positif.
Berdasarkan laporan harga terkini dari Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri pada Kamis,
24 April 2025, harga sejumlah varian cabai mengalami penurunan akibar dampak dari normalnya pasokan di Pasar Induk Pare.
Hal ini disambut baik oleh pedagang dan konsumen karena memberikan angin segar setelah sebelumnya sempat terjadi fluktuasi harga yang cukup signifikan.
Dari data yang dirilis APCI, harga Cabai Rawit Merah (CRM) dari berbagai varietas mencatat penurunan yang bervariasi.
Varietas Ori 212 dan Brengos 99, yang sebelumnya berada di angka Rp37.000 per kilogram, kini turun menjadi Rp35.000 per kilogram atau mengalami penurunan sebesar Rp2.000.
Sementara itu, varietas Asmoro 043 mencatat penurunan harga sebesar Rp3.000 dari harga awal Rp33.000 menjadi Rp30.000 per kilogram.
Penurunan tertinggi tercatat pada Cabai Lokal Kediri yang mengalami penurunan hingga Rp5.000 dari harga Rp27.000 menjadi Rp22.000 per kilogram.
Adapun varietas Prentol atau Tumi 99 juga mengalami penurunan dari Rp25.000 menjadi Rp23.000 per kilogram.
Suyono, Ketua APCI Kabupaten Kediri, menyampaikan bahwa penurunan harga cabai disebabkan oleh membaiknya kondisi pasokan cabai di pasar.
Ia mengungkapkan bahwa pengiriman cabai, khususnya Cabai Rawit Merah, saat ini didominasi untuk memenuhi permintaan dari wilayah Bali dan Mataram.
Pemulihan pasokan ini turut memperkuat distribusi ke berbagai daerah, sehingga mampu menjaga kestabilan harga.
Selain cabai rawit, harga Cabai Merah Besar (CMB) dan Cabai Merah Keriting (CMK) juga terpantau stabil.
Untuk varietas Gada MK, CMB dijual dengan harga Rp23.000 per kilogram, sementara varietas Imola berada di angka Rp21.000 per kilogram.
Di sisi lain, harga CMK tercatat sebesar Rp30.000 untuk varietas Boos Tavi per kilogram dan untuk varietas Sibad, sebesar Rp28.000
Dari segi distribusi, pengiriman cabai ke wilayah Jabodetabek mencapai 3 ton untuk cabai besar dan 3 ton untuk cabai rawit.
Selain itu, sektor industri juga menyerap 2 ton cabai besar serta 4 ton cabai rawit.
Sementara itu, pengiriman cabai rawit ke Kalimantan tercatat sebanyak 5 ton, menunjukkan tingginya permintaan dari wilayah tersebut.
Pasokan Cabai Rawit Merah dikirim langsung dari daerah Blitar, Kediri, dan juga Malang, dengan total distribusi mencapai angka 32 ton.
Untuk jenis Cabai Merah Besar, total pasokan dari Malan dan juga Kediri yang mencapai 10 ton.
Sementara untuk pasokan Cabai Merah Keriting dari wilayah Kediri tercatat sebanyak 1 ton.
Kondisi ini menunjukkan bahwa jalur distribusi dan produksi cabai di wilayah Jawa Timur, khususnya di Kediri dan sekitarnya, telah kembali stabil setelah sebelumnya terganggu oleh faktor cuaca dan keterbatasan pasokan.
Normalisasi pasokan turut berperan dalam menurunkan harga dan menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar.
Diharapkan tren positif ini dapat terus berlanjut agar harga cabai tetap terjangkau, terutama menjelang musim-musim permintaan tinggi seperti bulan puasa dan hari raya.
Pemerintah daerah bersama asosiasi petani juga diharapkan terus memantau kondisi lapangan agar distribusi tetap lancar dan harga tetap stabil di berbagai wilayah.***