UMKMJATIM.COM – Disebutkan bahwa para petani garam di Kabupaten Sumenep, Madura, mulai bersiap untuk menyambut musim produksi garam, di tengah masa transisi menuju musim kemarau.
Salah satu langkah awal yang mereka lakukan adalah membersihkan lahan tambak dari genangan air hujan serta tumpukan sampah yang terbawa selama musim penghujan.
Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam persiapan produksi agar ketika musim panas tiba, proses pembuatan garam dapat berjalan lancar dan tanpa hambatan berarti.
Petani garam di Desa Nambakor, Samsuri, menyampaikan bahwa pembersihan tambak dilakukan agar saat musim produksi dimulai, mereka tidak perlu membuang waktu terlalu lama untuk mempersiapkan lahan.
Menurutnya, semakin cepat tambak dibersihkan, maka semakin cepat pula proses produksi dapat dilakukan begitu cuaca mulai stabil dan mendukung proses penguapan air laut yang menjadi inti dari produksi garam tradisional.
Pembersihan tambak dilakukan dengan berbagai metode yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masing-masing petani.
Bagi petani yang memiliki lahan luas serta dukungan modal yang memadai, penggunaan alat berat menjadi pilihan untuk mempercepat proses.
Namun, petani kecil seperti Samsuri lebih memilih metode manual dengan tenaga sendiri atau bantuan gotong royong bersama petani lainnya.
Ia menunjukkan bahwa tambaknya yang tidak terlalu luas sudah mulai tampak bersih, cukup dengan tenaga manual.
Tak hanya membersihkan endapan air dan sampah, para petani juga mulai memperhatikan kondisi geomembran—lapisan pelindung dasar tambak—yang sebelumnya sempat terbengkalai selama musim hujan.
Ahmadi, petani garam lainnya, menyampaikan bahwa masih berharap adanya satu atau dua kali hujan tambahan sebelum musim kemarau benar-benar tiba.
Hal ini, menurutnya, dapat membantu proses pembersihan geomembran secara alami karena guyuran hujan bisa melarutkan kotoran yang menempel.
Persiapan menyambut musim produksi menjadi krusial bagi para petani garam.
Selain menjaga kebersihan tambak, kegiatan ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil panen.
Ketika tambak dalam kondisi optimal, produksi garam akan lebih maksimal, baik dari segi volume maupun kualitas kristal yang dihasilkan.
Kabupaten Sumenep bisa dikatakan merupakan salah satu daerah penghasil garam tradisional di Indonesia.
Oleh karena itu, kesiapan petani dalam menghadapi musim kemarau sangat menentukan produktivitas sektor ini.
Persiapan sejak dini menjadi strategi utama dalam mengantisipasi berbagai kendala, seperti keterlambatan produksi akibat kondisi tambak yang belum siap atau kerusakan geomembran yang tidak segera ditangani.
Dengan langkah awal ini, para petani berharap dapat mengawali musim produksi tepat waktu, sehingga hasil panen tahun ini bisa lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Semangat dan kerja keras petani garam di Sumenep menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga keberlangsungan produksi garam lokal yang menjadi bagian penting dari perekonomian daerah.
Inisiatif ini juga memperlihatkan bagaimana adaptasi terhadap musim menjadi salah satu kunci sukses dalam sektor pertanian dan perikanan berbasis cuaca seperti produksi garam.***