UMKMJATIM.COM – Seblak, kuliner pedas khas Bandung, kini semakin digemari berbagai kalangan, terutama anak muda. Hidangan yang dulunya sederhana ini kini mengalami transformasi besar dalam hal rasa dan isian.
Dengan paduan kerupuk basah, sawi, makaroni, olahan daging, hingga telur, seblak menjadi sajian menggoda yang membuat siapa pun ketagihan.
Popularitas seblak terus meningkat sejak awal tahun 2000-an dan terus mengalami inovasi, terutama dari segi topping dan rasa.
Dari segi bumbu, seblak menggunakan campuran rempah tradisional seperti kencur, bawang putih, gula, garam, serta penyedap rasa.
Namun, dalam perkembangannya, banyak pedagang menambahkan berbagai jenis bumbu tambahan untuk menciptakan cita rasa yang lebih unik dan sesuai dengan selera pelanggan.
Salah satu pelaku usaha kuliner seblak di Pare, Kediri, adalah Bagus Setiawan. Ia mengungkapkan bahwa dirinya telah menjalankan usaha seblak selama lima tahun terakhir.
Menurut Bagus, awalnya ia hanya menyajikan seblak dengan isian sederhana seperti kerupuk, telur, dan sayur.
Namun seiring waktu dan permintaan pasar yang semakin beragam, ia mulai menambahkan berbagai olahan daging, termasuk ceker ayam yang menjadi favorit pelanggan.
Bagus juga menyampaikan bahwa inovasi isian tersebut terbukti mampu menarik lebih banyak pelanggan, khususnya dari kalangan remaja dan pelajar.
Bahkan, tak sedikit anak-anak yang datang bersama orang tua mereka untuk menikmati kelezatan seblak buatannya.
Ia menyebutkan bahwa mayoritas pembelinya adalah anak sekolah, meskipun kadang juga terlihat orang dewasa yang ikut mencicipi.
Kelezatan seblak bukan hanya berasal dari rasa pedasnya yang menggigit, tetapi juga dari aroma rempah yang khas dan menyengat.
Dalam budaya Sunda, nama “seblak” dipercaya berasal dari kata “nyegak” yang berarti menyengat, merujuk pada aroma kuat yang muncul saat menyantap makanan ini.
Menurut Bagus, aroma khas tersebut sering kali menjadi penanda utama dari seblak yang autentik dan lezat.
Seblak kini bukan sekadar makanan ringan, tetapi telah berkembang menjadi salah satu ikon kuliner kekinian yang banyak diburu.
Fleksibilitas dalam pemilihan isian dan tingkat kepedasan membuat seblak cocok untuk berbagai selera.
Anak-anak pun tidak bosan menyantapnya, bahkan menjadikannya makanan favorit yang sering diminta saat waktu santai.
Dengan banyaknya varian seblak dan kreativitas para penjual, seperti yang dilakukan oleh Bagus Setiawan, tak heran jika seblak mampu bertahan dan terus populer di tengah ketatnya persaingan kuliner.
Kombinasi rasa pedas, gurih, serta tekstur unik dari kerupuk basah membuat seblak layak disebut sebagai salah satu comfort food terbaik dari tanah Sunda.***