UMKMJATIM.COM – Cabe jamu, yang lebih dikenal dengan nama cabe jawa atau cabai lempung, merupakan tanaman herbal asli Indonesia yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional.
Cabe jamu ini tidak sekadar memiliki manfaat kesehatan yang banyak, tetapi juga nilai ekonominya juga yang tinggi.
Di Kabupaten Sumenep, terkhusus di Desa Kalianget Timur, Kecamatan Kalianget, cabe jamu ini telah menjadi komoditas pertanian unggulan dengan permintaan pasar yang terus meningkat dari hari ke hari.
Masdafir, salah satu petani lokal yang telah membudidayakan cabe jamu selama lebih dari lima tahun, menjelaskan bahwa keputusan menanam tanaman ini didasarkan pada tingginya kebutuhan pasar lokal.
Ia menuturkan bahwa cabe jamu sangat diminati oleh industri jamu tradisional, kosmetik berbasis herbal, hingga sektor kuliner yang menggunakan bahan alami.
Menurut pengalamannya, tanaman ini relatif tahan terhadap berbagai kondisi cuaca dan tidak memerlukan perawatan yang rumit.
Ia menyebutkan bahwa tanaman akan tumbuh optimal pada tanah yang gembur namun tidak terlalu lembab.
Untuk tempat merambanya sendiri, para petani umumnya menggunakan pohon hidup atau batang bambu agar tanaman dapat merambat dengan baik.
Panen dapat dilakukan setelah tanaman berusia sekitar sembilan bulan.
Harga jual cabe jamu kering cukup menggiurkan.
Masdafir menyebutkan bahwa harga pasar bisa mencapai Rp80.000 hingga lebih dari Rp100.000 per kilogram, tergantung kualitas dan permintaan pasar.
Nilai jual yang tinggi ini menjadi motivasi bagi banyak petani di daerah tersebut untuk terus mengembangkan budidaya cabe jamu secara berkelanjutan.
Tanaman ini bukan hanya menjadi komoditas pertanian, tetapi juga simbol kekayaan budaya dan warisan leluhur.
Masdafir meyakini bahwa dengan perawatan yang tepat, tanaman herbal seperti cabe jamu mampu memberikan hasil panen yang cukup untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
Oleh karena itu, ia berharap semakin banyak generasi muda yang tertarik untuk menggeluti pertanian herbal.
Cabe jamu memiliki potensi besar tidak hanya di pasar domestik, tetapi juga sebagai produk ekspor.
Dalam bentuk kering, cabe ini sangat diminati untuk dijadikan bahan baku industri jamu dan produk kesehatan lainnya.
Stok yang stabil dan kualitas yang terjaga menjadi kunci utama untuk bisa memenuhi permintaan pasar yang kian meluas.
Dengan tren gaya hidup sehat yang terus meningkat, kebutuhan akan bahan herbal alami pun ikut terdongkrak.
Cabe jamu, dengan segudang manfaat dan daya tahan tanam yang tinggi, menjadi salah satu tanaman yang sangat prospektif untuk dikembangkan.
Peran serta petani muda sangat diharapkan agar kelestarian tanaman herbal nusantara tetap terjaga dan terus berkontribusi terhadap perekonomian lokal.***