UMKMJATIM.COM – Tingginya permintaan pasar terhadap telur ayam menjadi peluang emas yang dimanfaatkan secara cerdas oleh Rofi’i, Kepala Desa Luwuk, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan.
Bermodalkan lahan pekarangan di belakang rumahnya, ia membangun peternakan ayam petelur skala besar yang kini telah membuahkan hasil mengesankan.
Tanpa harus membeli lahan baru, Rofi’i menyulap area belakang rumah menjadi kandang ayam petelur.
Tidak hanya mengelola sendiri, sebagian ayam juga dititipkan ke warga sekitar yang turut bergelut di bisnis serupa.
Hingga kini, jumlah ayam petelur yang ia miliki telah mencapai angka fantastis, yakni 10 ribu ekor.
Saat ditemui pada Kamis (8/5/2025), Rofi’i tengah berada di peternakan miliknya, sibuk memantau kondisi ayam-ayam yang setiap hari bertelur.
Sesekali ia turut membantu menimbang hasil panen telur yang siap dipasarkan ke berbagai pasar tradisional di wilayah Kota dan Kabupaten Pasuruan.
Berdasarkan perhitungannya, seribu ekor ayam petelur dapat menghasilkan sekitar 50 kilogram telur setiap hari.
Dengan jumlah populasi ayam mencapai 10 ribu ekor, ia mampu memanen hingga 500 kilogram telur per hari.
Telur tersebut dijual dalam kemasan kotak dengan harga Rp232.000 per kotak.
Rofi’i menceritakan bahwa perjalanan usahanya dimulai sejak 2003, awalnya dari bisnis ayam potong dengan sistem kemitraan.
Namun, pada tahun 2014, ia memutuskan untuk beralih ke usaha ayam petelur setelah melihat potensi keuntungan yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Keputusan tersebut terbukti tepat, karena kini ia telah menguasai sebagian besar pasar telur di daerahnya dan memiliki impian untuk memperluas jangkauan distribusi hingga ke luar wilayah Pasuruan.
Kunci utama keberhasilan usahanya, menurut Rofi’i, terletak pada manajemen pakan yang efisien dan pengelolaan kesehatan ayam yang ketat.
Ia menyebutkan bahwa pakan untuk ayam-ayamnya merupakan kombinasi konsentrat, jagung, beserta katul, dengan rasio masing-masing 50%, 35%, dan 15%.
Dalam sehari, satu ekor ayam membutuhkan sekitar 102 gram pakan. Dengan demikian, untuk seribu ayam, dibutuhkan sekitar 120 kilogram pakan per hari.
Selain itu, seluruh ayam rutin diberikan vaksin guna mencegah berbagai penyakit. Jika terdapat ayam yang menunjukkan gejala sakit, penanganan dilakukan secara cepat dan tepat agar tidak menular ke ayam lain.
Dengan sistem pemeliharaan yang baik dan hasil panen yang konsisten, usaha ayam petelur Rofi’i kini menjadi salah satu contoh sukses pengembangan usaha mandiri dari desa.
Ia berharap usahanya terus berkembang dan dapat menginspirasi masyarakat desa lain untuk ikut berwirausaha, terutama dalam sektor peternakan yang memiliki prospek cerah.***