UMKMJATIM.COM – Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang tengah menjalankan proyek strategis berupa pemindahan kampus secara bertahap dari kawasan Jalan Gajayana, Kota Malang,
ke kawasan Kampus III yang berlokasi di Dusun Locari, Desa Precet, Kota Batu, serta Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Program besar yang dikenal sebagai “bedol kampus” ini membutuhkan investasi sekitar Rp4 hingga Rp5 triliun dan mencakup pengembangan lahan seluas 120 hektare.
Rektor UIN Maliki, Prof. Zainuddin, menjelaskan bahwa proyek pemindahan ini bukan sekadar relokasi fisik, melainkan bagian dari strategi besar pengembangan pendidikan Islam kelas dunia.
Salah satu pencapaian penting dari proyek ini adalah hampir selesainya pembangunan Gedung Arrahim yang menjadi titik awal pemindahan kegiatan akademik ke Kampus III.
Gedung Arrahim berdiri di atas lahan seluas 22 hektare dan progres penyelesaiannya telah mencapai lebih dari 90 persen.
Gedung ini akan digunakan oleh beberapa fakultas penting, yaitu Fakultas Sains dan Teknologi (Sainstek), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Psikologi, serta Fakultas Syariah.
Pembangunan Gedung Arrahim dibiayai melalui skema Pembiayaan Hibah dan/atau Pinjaman Luar Negeri (PHLN) dari Saudi Fund for Development (SFD),
sebuah lembaga pendanaan dari Arab Saudi yang mendukung pengembangan pendidikan di negara-negara mitra.
Relokasi ke Kampus III dilakukan secara bertahap menyesuaikan penyelesaian infrastruktur pendukung.
Setelah Gedung Arrahim rampung, akan dilanjutkan dengan pembangunan gedung baru bertuliskan lafal “Arrahman” dan selanjutnya gedung bertuliskan “Allah” sebagai simbol keberlanjutan dan spiritualitas.
Dalam rencana jangka panjang, kampus lama yang terletak di Jl Gajayana akan dialihfungsikan menjadi pusat kegiatan pascasarjana.
Sementara itu, fasilitas pascasarjana yang kini berada di Kota Batu berpotensi diubah menjadi fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit pendidikan.
Rektor UIN Maliki menekankan bahwa pembangunan ini membawa misi lebih luas daripada sekadar pembangunan fisik.
Proyek ini juga menjadi katalisator pengembangan ekonomi masyarakat sekitar serta menciptakan sistem pendidikan terpadu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Ia juga berharap kehadiran kampus baru ini tidak hanya memberikan manfaat bagi mahasiswa lokal, tetapi juga bagi mahasiswa internasional yang datang dari berbagai benua.
Pembangunan kampus diharapkan menjadi pusat kolaborasi akademik global dan memperkuat peran UIN Maliki di tingkat internasional.
Di lain pihak, CEO SFD, Sultan Abdulrahman Almarshad, menyatakan kebanggaannya dapat terlibat dalam pembangunan institusi pendidikan Islam ini.
Ia mengapresiasi komitmen UIN Maliki dalam memperluas jangkauan pendidikan Islam yang unggul dan berdampak bagi masyarakat dunia.
Pihak universitas juga menyatakan bahwa proyek pembangunan akan berlanjut tahun depan, baik dalam bentuk pengembangan infrastruktur tambahan,
peningkatan kualitas akademik, maupun perluasan jejaring kerja sama global di masa mendatang.***