UMKMJATIM.COM – Budidaya ikan gurami kini semakin menarik perhatian masyarakat sebagai salah satu peluang usaha perikanan air tawar yang menjanjikan.
Dikenal dengan perawatan yang tidak terlalu rumit dan harga jual yang cukup tinggi, gurami telah menjadi primadona di kalangan pembudidaya ikan di berbagai wilayah Indonesia.
Tahapan budidaya ikan gurami dimulai dari persiapan kolam.
Kolam tanah dengan kedalaman antara 1 hingga 1,5 meter dianggap ideal untuk mendukung pertumbuhan gurami secara optimal.
Pertama-tama, sebelum benih ditebar, kolam harus terlebih dahulu dikeringkan kemudian diberi kapur pertanian guna menyeimbangkan kadar pH tanah.
Setelah kolam diisi air, biasanya dibiarkan selama kurang lebih satu minggu untuk merangsang pertumbuhan plankton, yang berfungsi sebagai pakan alami bagi ikan.
Langkah berikutnya adalah memilih benih gurami dari indukan yang sehat, unggul, dan seragam ukurannya.
Benih yang direkomendasikan untuk ditebar ke kolam memiliki ukuran sekitar 5 hingga 7 cm.
Kriteria ini penting agar pertumbuhan ikan menjadi merata dan tidak saling bersaing secara tidak seimbang dalam hal konsumsi pakan.
Pemberian pakan menjadi tahapan krusial dalam proses budidaya.
Lantas ikan gurami diberi pakan utama yakni pelet berkualitas tinggi dengan protein yang kaya.
Pemberian pakan ini dilakukan dalam waktu dua hingga tiga kali sehari dengan maksud agar kebutuhan nutrisi ikan terpenuhi.
Selain pelet, daun-daunan seperti daun singkong dan kangkung juga bisa digunakan sebagai pakan tambahan untuk variasi dan memenuhi serat dalam kebutuhan nutrisi ikan.
Selama masa pemeliharaan, kualitas air harus tetap terjaga. Air kolam sebaiknya jernih dan bebas dari zat berbahaya.
Oleh sebab itu, penggantian air harus dilakukan secara berkala dan teratur.
Kebersihan kolam turut berpengaruh terhadap kesehatan ikan, sehingga pemeriksaan kesehatan ikan secara rutin sangat diperlukan untuk mencegah infeksi penyakit maupun serangan hama yang dapat merugikan.
Proses budidaya ikan gurami memerlukan waktu antara enam hingga delapan bulan sebelum panen.
Setelah masa pemeliharaan tersebut, ikan gurami umumnya sudah mencapai bobot ideal sekitar 500 hingga 800 gram per ekor.
Ukuran ini sudah layak untuk dipasarkan dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi para petani ikan.
Tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi yang besar, usaha budidaya ikan gurami juga memiliki nilai sosial.
Usaha ini mampu membuka lapangan kerja baru di pedesaan dan menjadi sektor unggulan dalam pengembangan perikanan air tawar di Indonesia.
Melalui manajemen yang baik serta pemahaman teknis yang memadai, budidaya ikan gurami tentunya bisa menjadi solusi untuk mendongkrak ekonomi lokal.***