UMKMJATIM.COM – Pasokan cabai ke wilayah Jabodetabek dilaporkan mulai stabil, berdampak pada penurunan harga cabai rawit merah di Pasar Induk Pare.
Informasi ini disampaikan Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri pada Sabtu, 12 Juli 2025.
Menurut data resmi APCI, harga cabai rawit merah (CRM) berbagai varietas tercatat mengalami koreksi harga dalam sepekan terakhir.
Untuk varietas Ori 212 dan juga Brengos 99 yang sebelumnya dijual di harga Rp57.000 per kilogram turun sebanyak Rp3.000 menjadi Rp54.000 per kilogram.
Varietas Asmoro 043 juga mencatat penurunan dari Rp56.000 menjadi Rp52.000 per kilogram atau turun Rp4.000.
Sementara itu, varietas Kamelia mengalami koreksi harga lebih besar, yakni turun Rp5.000 dari harga semula Rp55.000 menjadi Rp50.000 per kilogram.
Varietas Prentol atau Tumi 99 juga turun Rp5.000 sehingga harganya kini Rp47.000 per kilogram.
Suyono selaku Ketua APCI Kabupaten Kediri menyampaikan bahwa kenaikan pasokan menjadi salah satu faktor yang membuat harga cabai rawit merah relatif terkendali.
Ia menjelaskan bahwa distribusi ke Jabodetabek yang sebelumnya sempat terhambat kini berangsur normal.
Hal ini membuat serapan pasar kembali meningkat sehingga pasokan dan permintaan lebih seimbang.
Selain cabai rawit merah, harga cabai merah besar (CMB) juga terpantau stabil.
Varietas Gada MK dijual Rp27.000 per kilogram, sedangkan Imola dipasarkan dengan harga Rp25.000 per kilogram.
Varietas Sandi 08 sedikit lebih murah di angka Rp24.000 per kilogram.
Cabai merah keriting (CMK) turut mencatat harga yang relatif terjangkau.
Varietas Boos Tavi dipasarkan Rp26.000 per kilogram, sementara varietas Sibad dijual Rp24.000 per kilogram.
Untuk kebutuhan pengiriman, pasokan cabai ke Jabodetabek terbilang cukup besar.
Pengiriman cabai merah besar mencapai 1,5 ton, cabai merah keriting sekitar 0,5 ton, dan cabai rawit merah 1,5 ton.
Namun, penyerapan untuk kebutuhan industri dan distribusi ke Kalimantan masih tertahan karena sebagian pelaku usaha libur operasional.
Sementara itu, sumber pasokan cabai rawit merah berasal dari beberapa wilayah sentra produksi utama, yakni Kediri, Malang, Jawa Tengah, dan Banyuwangi.
Total volume cabai rawit merah yang berhasil dikumpulkan mencapai 13 ton. Untuk cabai merah besar, pasokan terkonsentrasi dari Kediri dan Malang dengan total 10 ton.
Adapun cabai merah keriting didominasi hasil panen dari Kabupaten Kediri dengan volume 2 ton.
APCI juga memprediksi tren harga cabai dalam beberapa pekan ke depan masih berpotensi stabil seiring membaiknya distribusi.
Namun, faktor cuaca dan pola panen di daerah sentra tetap menjadi variabel penting yang memengaruhi ketersediaan stok dan harga di pasar induk.
Suyono menekankan pentingnya koordinasi antara petani, pedagang, dan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi lancar serta menjaga stabilitas harga.
Ia juga mengimbau agar petani tetap mempertahankan kualitas produksi demi memenuhi permintaan pasar Jabodetabek yang cukup tinggi.
Dengan normalnya pengiriman ke pusat konsumsi utama, konsumen di wilayah Jabodetabek diharapkan lebih mudah memperoleh cabai dengan harga yang kompetitif.
Sementara petani dapat menikmati pasar yang lebih stabil setelah periode harga fluktuatif dalam beberapa bulan terakhir.***