UMKMJATIM.COM – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Lamongan terus menunjukkan komitmennya dalam menjalankan program pembinaan produktif bagi warga binaan.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah memanfaatkan lahan pertanian seluas satu hektare untuk kegiatan bercocok tanam,
yang bukan sekadar mendatangkan manfaat ekonomi, tetapi juga memiliki dampak sosial dan juga edukatif.
Kepala Lapas Kelas IIB Lamongan, Heri Azhari, menuturkan bahwa pelibatan warga binaan dalam kegiatan pertanian ini tidak dilakukan secara cuma-cuma.
Sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras mereka, para warga binaan yang terlibat diberikan premi atau insentif.
“Mereka tidak hanya dikerahkan tanpa imbalan. Kami berikan premi sebagai bentuk penghargaan dan motivasi,” ungkapnya pada Sabtu (19/7/2025).
Hasil panen dari lahan pertanian ini tidak seluruhnya dijual ke pasar.
Sebagian dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dapur umum di dalam lapas, sehingga manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh seluruh penghuni.
“Ada persentase hasil panen yang kami sisihkan untuk konsumsi internal. Jadi selain mendukung kemandirian pangan, juga menjaga kualitas gizi warga binaan,” jelas Heri.
Lebih dari itu, program ini juga memberi kontribusi nyata bagi negara melalui pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Lapas Lamongan secara rutin menyetorkan pendapatan dari kegiatan produktif ini sebagai bentuk tanggung jawab pengelolaan sumber daya yang dilakukan di bawah institusi pemasyarakatan.
Tak hanya berfokus pada aspek ekonomi, Lapas Lamongan juga membangun kerja sama dengan sejumlah perusahaan swasta untuk menyelenggarakan program bakti sosial.
Program ini bertujuan mendukung kesehatan dan kesejahteraan baik bagi warga binaan maupun para petugas lapas. “Ini adalah bentuk nyata dari sinergi yang baik antara pemerintah dan pihak swasta dalam membangun sistem pemasyarakatan yang lebih manusiawi dan bermanfaat,” ujar Heri.
Program pertanian ini pun menjadi sarana penting dalam proses rehabilitasi warga binaan.
Melalui kegiatan tersebut, mereka dibekali keterampilan baru yang dapat digunakan untuk kehidupan setelah masa hukuman berakhir.
Tidak hanya itu, adanya kegiatan seperti ini juga membantu meningkatkan rasa percaya diri serta membangun jiwa kemandirian.
“Kami ingin memberikan lebih dari sekadar hukuman. Kami ingin membekali mereka dengan kemampuan nyata, agar setelah bebas nanti, mereka punya bekal untuk membangun hidup yang lebih baik,” tambah Heri.
Kegiatan pertanian produktif di Lapas Lamongan ini menjadi contoh bagaimana pembinaan di dalam lapas bisa memberikan dampak yang berkelanjutan.
Tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga membentuk karakter warga binaan agar lebih siap menghadapi kehidupan di luar tembok penjara.***