UMKMJATIM.COM – Disebutkan bahwa Program kemitraan internasional bertajuk US-Indonesia Dairy Partnership atau disebut USIDP, resmi diluncurkan di Jawa Timur yang merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas peternak sapi perah skala kecil di Indonesia.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara U.S. Dairy Export Council (USDEC), Departemen Pertanian New Mexico, Universitas New Mexico,
Universitas Wisconsin, dan IPB University, yang bertujuan untuk membekali peternak dengan pelatihan manajemen peternakan berbasis digital.
Peluncuran program USIDP di Kota Malang, pada Rabu (23/7/2025), menandai dimulainya rangkaian pelatihan yang dirancang agar selaras dengan kondisi peternakan lokal, bukan sekadar meniru praktik dari luar negeri.
Tim dari USEDEC bersama para mitra Indonesia telah melakukan observasi langsung di lapangan untuk memastikan materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan peternak.
Dr. drh. Agung Suganda, M.Si, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, menyebutkan bahwa pemerintah sangat menekankan pentingnya penerapan manajemen pemeliharaan modern yang berkelanjutan.
Ia menyatakan bahwa peningkatan kapasitas peternak, khususnya dalam aspek manajemen air, nutrisi, pemeliharaan, hingga tata kelola kandang, menjadi kunci dalam mendongkrak produktivitas susu nasional.
Agung juga menambahkan bahwa pelatihan digital ini disusun untuk menjawab tantangan generasi muda peternak yang kini lebih akrab dengan teknologi.
Menurutnya, metode ini dinilai mampu membuat transfer pengetahuan menjadi lebih menarik, interaktif, dan mudah diakses oleh peternak di berbagai daerah.
Tim pelaksana dari USIDP menegaskan bahwa pelatihan ini bukan hanya bentuk adopsi sistem luar, tetapi telah disesuaikan dengan karakteristik peternakan di Indonesia.
Seluruh materi didesain berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, sehingga solusi yang ditawarkan benar-benar aplikatif dan relevan.
Agung menjelaskan bahwa melalui pendekatan ini, para peternak—khususnya peternak milenial—diharapkan dapat memahami pentingnya manajemen modern sebagai bagian dari strategi peningkatan produksi susu.
Ia juga menggarisbawahi bahwa digitalisasi pelatihan menjadi jawaban atas kebutuhan akses pelatihan yang fleksibel dan berkelanjutan.
Sebagai bagian dari integrasi hulu-hilir, program USIDP juga menggandeng Universitas Brawijaya dan mengaitkannya dengan Program Makan Bergizi (MBG) yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia.
Tujuannya adalah menciptakan pasar tetap (captive market) bagi produk susu segar peternak lokal, terutama yang diproduksi oleh kelompok kecil.
Menurut Agung, susu merupakan salah satu bahan pangan bergizi tinggi yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak-anak.
Dengan hadirnya program MBG, hasil susu segar dari peternak diharapkan dapat terserap secara optimal oleh pasar domestik.
Pemerintah terus mendorong pola kemitraan antara peternak dengan koperasi maupun perusahaan swasta sebagai strategi peningkatan populasi sapi perah tanpa mengharuskan peternak memiliki sapi secara mandiri.
Skema ini dianggap lebih efisien karena mengurangi beban modal sekaligus menjamin keberlangsungan usaha.
Dalam laporannya, Agung juga menyampaikan bahwa hingga Juli 2025, lebih dari 14.000 ekor sapi perah telah didatangkan dari luar negeri.
Sebagian besar sapi tersebut dalam kondisi bunting dan ditujukan untuk mendukung program regenerasi populasi nasional. Pemerintah sendiri menargetkan penambahan populasi hingga satu juta ekor sapi perah dalam lima tahun ke depan.
Namun, karena keterbatasan anggaran, target ini sangat bergantung pada partisipasi investasi dari sektor swasta.
USIDP tak hanya berfokus pada pelatihan langsung bagi peternak, tetapi juga menerapkan skema Training of Trainers (ToT).
Melalui pendekatan ini, pelatih-pelatih yang telah menerima pelatihan intensif akan bertugas sebagai pendamping berkelanjutan di komunitas peternak masing-masing.
Evaluasi hasil pelatihan juga dilakukan secara digital, sehingga capaian dan perkembangan peserta dapat dimonitor secara objektif.
Setelah sebelumnya dijalankan di IPB University, program USIDP kini mulai digulirkan di Jawa Timur dan kemungkinan selanjutnya akan diterapkan di provinsi lain misalnya Jawa Tengah.
Langkah ini diambil guna memperluas jangkauan pelatihan, khususnya bagi peternak rakyat di luar Pulau Jawa yang selama ini memiliki akses terbatas terhadap pelatihan formal.
Senior Vice President of Market Access and Regulatory Affairs dari USDEC, Jonathan Gardner, menyampaikan apresiasi atas dimulainya program ini di Jawa Timur.
Ia menilai bahwa wilayah ini merupakan salah satu sentra produksi susu utama di Indonesia, sehingga menjadi lokasi strategis untuk pengembangan industri susu berkelanjutan.
Gardner mengungkapkan keyakinannya bahwa kemitraan internasional ini dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produktivitas, kualitas, serta keberlanjutan sektor susu di Indonesia.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan terhadap inisiatif pemerintah dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat melalui peningkatan produksi dalam negeri.
Melalui program USIDP, diharapkan Indonesia dapat membangun ekosistem industri susu yang tidak hanya produktif, tetapi juga inklusif dan modern.
Dengan dukungan pelatihan digital, kemitraan strategis, serta keterlibatan sektor swasta, visi menciptakan industri peternakan sapi perah yang berdaya saing global semakin dekat untuk diwujudkan.***