UMKMJATIM.COM – Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) terus mendorong penguatan kapasitas pelaku usaha di sektor kelautan dan perikanan.
Upaya ini dilakukan melalui pelatihan yang melibatkan kelompok usaha binaan DKPPP, di mana setiap kelompok terdiri dari 9 hingga 10 orang anggota.
Wali Kota Probolinggo mengingatkan para peserta agar ilmu yang diperoleh tidak berhenti pada individu saja.
Ia menekankan pentingnya mensosialisasikan pengetahuan tersebut kepada seluruh anggota kelompok usaha.
Menurutnya, pelatihan harus memberikan manfaat nyata dan mendorong tindak lanjut agar para pelaku usaha semakin bersemangat serta termotivasi untuk mengembangkan bisnisnya.
Dalam pelatihan ini, peserta mendapatkan materi tentang kebijakan lokal yang mendukung kemajuan sektor kelautan dan perikanan di Kota Probolinggo.
Materi tersebut dinyatakan langsung oleh Anggota Komisi II DPRD Kota Probolinggo, Ellyas Aditiawan.
Ia menekankan bahwa dukungan kebijakan pemerintah daerah sangat penting untuk memperkuat ekosistem usaha berbasis potensi lokal, khususnya di bidang kelautan.
Bukan hanya itu, Ahmad Maulana, CEO PT Oreng Osing Banyuwangi, ikut hadir sebagai narasumber.
Ia membahas persoalan yang kerap dihadapi pelaku UMKM, terutama dalam hal manajemen keuangan.
Ahmad mengungkapkan bahwa banyak pelaku usaha masih mencampuradukkan keuangan bisnis dengan keuangan pribadi, tidak memiliki pembukuan yang rapi, hingga kesulitan menjual produk karena kurang memahami strategi pemasaran, terutama pemasaran digital.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Ahmad menyarankan agar pelaku usaha memisahkan keuangan usaha dengan keuangan rumah tangga.
Ia menekankan pentingnya membuat dua rekening atau dompet terpisah, menentukan “gaji” bulanan untuk pemilik usaha, serta mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran secara teratur.
Langkah ini diyakini dapat membantu pelaku usaha mengelola bisnis dengan lebih profesional dan berkelanjutan.
Selain manajemen keuangan, Ahmad juga memaparkan berbagai strategi pemasaran yang bisa diterapkan.
Untuk pemasaran offline, pelaku usaha dapat menitipkan produk ke toko ritel, pusat oleh-oleh, membuat brosur atau memberikan tester gratis, hingga mengikuti bazar atau pasar mingguan.
Sementara itu, untuk pemasaran online, pelaku usaha didorong memanfaatkan platform digital seperti WhatsApp Story, grup Facebook, marketplace seperti Shopee dan Tokopedia, serta Instagram.
Ia menekankan bahwa pemasaran digital menjadi peluang besar yang harus dimaksimalkan oleh para pelaku UMKM.
Dengan memanfaatkan teknologi, produk-produk lokal dapat menjangkau pasar yang lebih luas tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Pelatihan ini mendapat sambutan positif dari peserta.
Mereka menilai materi yang diberikan sangat relevan dengan kebutuhan pelaku usaha, terutama dalam mengembangkan keterampilan manajemen dan memperluas jaringan pemasaran.
Dengan pembekalan ini, diharapkan para pelaku usaha di bawah binaan DKPPP semakin siap bersaing di pasar lokal maupun nasional.
Pemerintah Kota Probolinggo berharap kegiatan semacam ini dapat menjadi langkah nyata dalam memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat, khususnya di sektor kelautan dan perikanan.***