UMKMJATIM.COM – Desa Sekaran, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, menghadirkan terobosan baru dalam pengelolaan limbah organik melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R).
Inisiatif ini dinilai strategis karena mendukung program swasembada pangan sekaligus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Melalui pengolahan sampah rumah tangga dan kotoran ternak, masyarakat berhasil memproduksi pupuk organik dalam bentuk cair maupun padat, serta pakan maggot yang bermanfaat untuk ikan dan ayam.
Hasilnya, produktivitas pertanian meningkat signifikan dan biaya produksi dapat ditekan.
Program ini merupakan kerja sama antara Universitas Islam Lamongan (Unisla) dan pemerintah desa.
Dosen Prodi Peternakan Unisla, Anik Fadlilah, menjelaskan bahwa integrasi pengelolaan limbah dengan budidaya pertanian-peternakan bisa menciptakan sistem pertanian berkelanjutan.
Dirinya megatakan bahwa produktivitas tanaman melon bahkan melonjak sekitar 30 persen setelah menggunakan pupuk organik hasil olahan TPS 3R.
Selain peningkatan hasil panen, Anik juga menekankan pentingnya pergeseran pola pikir petani dari ketergantungan pupuk kimia menuju pemanfaatan pupuk organik.
Menurutnya lagi, Unisla berkomitmen untuk bisa memberikan edukasi serta pendampingan melalui sosialisasi manfaat ekologis dan ekonomis.
Dan dampak positifnya, salah satunya adalah dari penggunaan pupuk organik adalah efisiensi biaya.
Data menunjukkan bahwa petani mampu menghemat pengeluaran operasional sebesar 10 hingga 20 persen per musim tanam.
Jika sebelumnya biaya pupuk kimia bisa mencapai Rp5 juta hingga Rp7 juta, kini beban tersebut dapat dikurangi secara signifikan.
Kepala Desa Sekaran, Isman Afandi, mengonfirmasi hasil evaluasi yang dilakukan kelompok sekolah tani.
Ia menyampaikan bahwa biaya produksi bahkan bisa ditekan hingga 50 persen dengan memanfaatkan pupuk organik.
Faktor utama yang mendukung keberhasilan ini adalah ketersediaan bahan baku yang melimpah, seperti limbah pasar dan kotoran ternak dari warga sekitar.
Pemerintah Desa Sekaran menilai program ini memiliki prospek jangka panjang.
Meski fasilitas TPS 3R masih dalam tahap pengembangan, Isman optimistis keberadaan program tersebut dapat menjadi contoh pengelolaan limbah produktif dan berkelanjutan.
Ia menegaskan bahwa dukungan ilmu dari perguruan tinggi, ditambah semangat warga desa, akan mempercepat keberhasilan program ini.
Kelompok sekolah tani pun telah mulai mengaplikasikan teknologi pengolahan limbah menjadi pupuk organik dalam kegiatan sehari-hari.
Langkah Desa Sekaran dalam mengelola limbah organik tidak hanya memberi manfaat bagi petani lokal, tetapi juga mendukung tujuan lebih luas yakni swasembada pangan nasional.
Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, desa mampu membangun ekosistem pertanian dan peternakan yang ramah lingkungan, efisien, dan menguntungkan secara ekonomi.
Pengelolaan limbah organik di TPS 3R Desa Sekaran menjadi contoh nyata inovasi desa dalam mendukung pertanian berkelanjutan.
Melalui sinergi antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat, program ini berhasil meningkatkan produktivitas pertanian hingga 30 persen serta menekan biaya produksi hingga setengahnya.
Jika terus dikembangkan, Desa Sekaran berpotensi menjadi model percontohan nasional dalam pemanfaatan limbah untuk ketahanan pangan.***