UMKMJATIM.COM – Politeknik Negeri Jember (Polije) menunjukkan konsistensinya dalam mendukung kemandirian desa dengan melanjutkan program pendampingan di BUMDes Setia Bakti, Desa Selobanteng, Kecamatan Banyuglugur, Situbondo.
Tahun 2025, fokus utama diarahkan pada pengembangan konsep Agriculture Based Tourism (ABT) melalui peningkatan produksi silase dan pupuk organik.
Langkah ini tidak hanya memperkuat sektor pertanian, tetapi juga menyiapkan Selobanteng sebagai destinasi wisata edukasi berbasis pertanian.
Program pendampingan dilakukan tim Polije bersama BUMDes Setia Bakti dengan ketua pelaksana Nur Muhamad dan Rizki Amalia Nurfitriani.
Kolaborasi ini semakin solid dengan keterlibatan Universitas Merdeka Malang melalui Dr. Fitria Earlike Anwar Sani.
Tujuan utamanya adalah memperkuat kemandirian peternak lokal, memanfaatkan limbah pertanian dan peternakan secara produktif, serta menjadikan Selobanteng sebagai model desa berbasis ABT di Situbondo.
Menurut Nur Muhamad, penyediaan pakan ternak melalui silase menjadi langkah penting dalam mendukung keberlanjutan peternakan.
Pemanfaatan limbah peternakan menjadi pupuk organik juga dinilai sebagai solusi menjaga kelestarian lingkungan sekaligus menambah nilai ekonomis.
Hal inilah yang disebut menjadi pondasi pengembangan Desa ABT ke depan.
Program ini tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga mengintegrasikan kegiatan pertanian dan peternakan sebagai atraksi wisata.
Rizki Amalia Nurfitriani menyebutkan bahwa wisatawan nantinya dapat menyaksikan secara langsung bagaimana limbah pertanian dan peternakan diolah menjadi produk bernilai tambah.
Konsep ini diharapkan menjadi ciri khas Desa ABT sekaligus memperkenalkan kearifan lokal Selobanteng kepada pengunjung.
Dr. Fitria Earlike Anwar Sani menambahkan bahwa ABT lebih dari sekadar inovasi produk, melainkan gerakan kolektif masyarakat desa.
Menurutnya, kehadiran produk seperti silase dan pupuk organik menjadi penguat bagi tumbuhnya wisata edukasi yang berkelanjutan serta berbasis inovasi lokal.
Sebagai tahap awal, Polije melaksanakan pelatihan teknik pembuatan silase dan pupuk organik sepanjang tahun 2025.
Dari kegiatan tersebut, tercatat produksi 1 ton silase dan 2 ton pupuk organik berhasil dihasilkan.
Hasil ini menjadi bukti nyata bahwa desa mampu memanfaatkan potensi lokal untuk mendukung produktivitas sekaligus menekan biaya pertanian dan peternakan.
Polije menegaskan bahwa pendampingan tidak berhenti pada satu tahap saja. Program akan terus berlanjut hingga BUMDes Setia Bakti benar-benar mandiri dalam mengelola Desa ABT.
Harapannya, Selobanteng tidak hanya menjadi desa mandiri, tetapi juga percontohan bagi wilayah lain di Kabupaten Situbondo dalam mengembangkan wisata berbasis pertanian yang ramah lingkungan dan berdaya saing.
Dengan dukungan akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat, Desa Selobanteng diyakini mampu menjadi destinasi agrowisata edukatif yang mendukung ketahanan pangan,
meningkatkan kesejahteraan warga, sekaligus memperkuat identitas desa di tingkat regional maupun nasional.***