UMKMJATIM.COM Di tengah banyaknya konten berseliweran di media sosial, konten promosi biasa saja tidak lagi cukup.
UMKM yang ingin menarik perhatian dan meningkatkan penjualan perlu memahami seni membuat konten yang bukan hanya informatif, tapi juga menyentuh emosi.
Kuncinya adalah: copywriting yang tepat dan storytelling yang sederhana namun kuat.
1. Kenali Audiens Anda Terlebih Dahulu
Sebelum menulis konten promosi, Anda harus tahu siapa target pasar Anda. Apakah ibu rumah tangga? Anak muda? Karyawan kantoran?
Dengan memahami audiens, Anda bisa menyesuaikan bahasa, gaya, dan pesan agar lebih “nyambung” dan terasa personal.
Contoh:
Untuk anak muda, gunakan bahasa kasual dan visual ceria.
Untuk profesional, gunakan bahasa sopan dan manfaat yang lebih rasional.
2. Gunakan Teknik AIDA (Attention – Interest – Desire – Action)
Ini adalah formula dasar copywriting yang bisa langsung diterapkan:
– Attention (Perhatian): Mulai dengan kalimat pembuka yang menarik, seperti pertanyaan, fakta mengejutkan, atau masalah yang relate.
Contoh: “Capek cari skincare tapi nggak cocok-cocok juga?”
– Interest (Minat): Jelaskan solusi dari masalah tersebut.
“Kami hadir dengan formula alami untuk kulit sensitif, cocok untuk pemula.”
– Desire (Keinginan): Bangkitkan rasa ingin membeli dengan menonjolkan manfaat atau testimoni.
“95% pelanggan kami merasakan perubahan sejak 2 minggu pertama!”
– Action (Aksi): Akhiri dengan ajakan bertindak.
“Coba sekarang, klik link di bio atau DM untuk order!”
3. Ceritakan Kisah di Balik Produk
Storytelling adalah cara ampuh untuk membangun koneksi emosional. Anda bisa menceritakan:
– Bagaimana produk diciptakan
– Proses pembuatannya
– Cerita pelanggan yang puas
– Perjuangan membangun usaha dari nol
Contoh caption storytelling:
“Dulu kami hanya jualan donat dari dapur kecil, kirim ke tetangga pakai sepeda. Sekarang pesanan kami sudah sampai ke luar kota. Semua karena dukungan kalian. Terima kasih ya!”
4. Gunakan Visual Pendukung yang Menarik
Konten visual mendukung copywriting agar lebih kuat. Gunakan:
– Foto produk berkualitas
– Testimoni dalam bentuk video
– Sebelum & sesudah (jika relevan)
– Behind the scene (proses produksi)
– Pastikan warna, font, dan gaya visual Anda konsisten agar brand terlihat profesional.
5. Fokus pada Manfaat, Bukan Hanya Fitur
Daripada menulis:
“Sabun ini mengandung aloe vera dan vitamin E.”
Coba ubah jadi:
“Kulitmu akan terasa lembap dan segar sepanjang hari, berkat kandungan aloe vera & vitamin E.”
Orang lebih tertarik pada solusi, bukan sekadar isi produk.
Konten promosi yang menjual tidak harus rumit.
Dengan memahami audiens, menerapkan teknik copywriting sederhana, dan menyisipkan cerita yang autentik, Anda bisa menciptakan konten yang membekas dan mendorong pembelian.
Ingat: orang tidak hanya membeli produk, mereka membeli cerita dan pengalaman yang Anda tawarkan.***