UMKMJATIM.COM – Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, kini menjadi salah satu kelompok konsumen paling berpengaruh.
Mereka tumbuh di era digital dengan akses tak terbatas terhadap teknologi dan informasi.
Perbedaan mendasar dengan generasi sebelumnya terletak pada cara mereka melihat nilai suatu produk.
Bagi Gen Z, keaslian, keberlanjutan, dan pengalaman sering kali lebih penting dibandingkan harga semata.
Kebiasaan digital mereka yang melekat membuat pasar harus beradaptasi dengan cepat.
Dari cara mereka berbelanja, berinteraksi dengan brand, hingga mengekspresikan diri melalui media sosial, Gen Z benar-benar membawa wajah baru dalam dunia konsumsi.
Pola Belanja Digital-First
Salah satu ciri khas generasi ini adalah ketergantungan pada dunia digital. Mereka lebih memilih melakukan riset produk secara online sebelum membeli, bahkan memanfaatkan ulasan konsumen lain sebagai bahan pertimbangan.
Media sosial bukan hanya tempat hiburan, melainkan juga platform belanja dan sumber rekomendasi utama.
Banyak di antara mereka yang memprioritaskan brand dengan kehadiran digital kuat dan interaktif.
Konten kreatif, transparansi, serta komunikasi dua arah menjadi kunci untuk menarik perhatian Gen Z.
Hal ini mendorong banyak perusahaan berinovasi dalam pemasaran berbasis media sosial dan social commerce.
Nilai yang Dijunjung Tinggi
Berbeda dari generasi sebelumnya, Gen Z menempatkan nilai-nilai keberlanjutan dan tanggung jawab sosial sebagai prioritas.
Mereka cenderung mendukung brand yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, kesetaraan, dan keadilan sosial.
Produk ramah lingkungan, kemasan berkelanjutan, serta inisiatif sosial dari perusahaan mendapat sambutan hangat dari kelompok ini.
Selain itu, keaslian dan transparansi brand juga sangat dihargai.
Generasi Z lebih mudah kehilangan kepercayaan jika menemukan klaim palsu atau strategi pemasaran yang dianggap manipulatif.
Pengalaman Lebih Bernilai dari Kepemilikan
Generasi Z dikenal lebih menyukai pengalaman dibandingkan kepemilikan barang.
Mereka rela membelanjakan uang untuk konser, perjalanan, atau kegiatan interaktif yang memberikan memori berharga.
Hal ini menjadikan industri pariwisata, hiburan, dan layanan berbasis pengalaman semakin berkembang pesat berkat preferensi konsumen muda.
Bagi Gen Z, pengalaman yang dapat dibagikan di media sosial juga memiliki nilai tambah.
Oleh karena itu, banyak brand kini berfokus menghadirkan pengalaman unik bagi konsumennya agar dapat menciptakan engagement lebih kuat.
Implikasi Bagi Pelaku Usaha
Perubahan pola konsumsi Gen Z menuntut pelaku usaha untuk lebih adaptif. Brand perlu mengoptimalkan strategi digital, menjaga keaslian, dan mengutamakan nilai keberlanjutan.
Tidak hanya itu, perusahaan juga harus menciptakan pengalaman konsumen yang berkesan agar mampu menjalin hubungan jangka panjang dengan kelompok ini.
Generasi Z bukan sekadar tren sesaat, melainkan fondasi masa depan pasar konsumen.
Siapa pun yang berhasil memahami kebutuhan dan nilai mereka akan memiliki posisi kuat di tengah persaingan bisnis global.***