UMKMJATIM.COM – Dalam sistem pendidikan Indonesia, terdapat dua jenis tes penting yang menjadi tolok ukur kemampuan akademik dan kognitif siswa,
yaitu Tes Kemampuan Akademik (TKA) dan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT).
Keduanya memiliki fungsi yang berbeda namun saling berkaitan dalam proses seleksi penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri.
TKA diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Tes ini difokuskan untuk mengukur tingkat penguasaan akademik siswa terhadap sejumlah mata pelajaran inti yang diajarkan di sekolah menengah atas.
Sementara itu, UTBK-SNBT merupakan bagian dari Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
UTBK-SNBT tidak hanya menilai penguasaan materi akademik, tetapi juga mengukur kemampuan kognitif peserta melalui kombinasi Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Dengan demikian, kedua tes ini sama-sama berperan dalam menentukan kesiapan akademik calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Tes Kemampuan Akademik (TKA): Mengukur Penguasaan Ilmu Dasar
TKA memiliki peran utama untuk mengevaluasi sejauh mana kemampuan akademik peserta didik dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep dasar dari mata pelajaran penting.
Menurut penjelasan Kemendikdasmen, mata pelajaran yang diujikan dalam TKA meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, serta dua mata pelajaran pilihan yang disesuaikan dengan jurusan yang dipilih peserta — seperti Fisika,
Kimia, atau Biologi untuk jurusan sains, dan Ekonomi, Geografi, atau Sosiologi untuk jurusan sosial.
Tujuan utama dari TKA adalah untuk melihat kemampuan berpikir kritis, kemampuan analisis, serta penerapan konsep dalam konteks akademik.
Nilai TKA sering dijadikan acuan dalam proses seleksi jalur sekolah kedinasan, beasiswa, atau program percepatan belajar.
Pihak penyelenggara menekankan bahwa TKA bukan sekadar ujian hafalan, tetapi lebih menitikberatkan pada pemahaman konsep dan kemampuan berpikir logis dalam menyelesaikan persoalan nyata.
Oleh sebab itu, strategi belajar yang efektif biasanya mencakup latihan soal bertingkat, simulasi ujian, dan penguatan konsep dasar dari setiap bidang studi.
UTBK-SNBT: Gerbang Masuk Perguruan Tinggi Negeri
Sementara itu, UTBK-SNBT (Ujian Tulis Berbasis Komputer – Seleksi Nasional Berdasarkan Tes) adalah ujian resmi yang diselenggarakan oleh Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB).
Tes ini menjadi salah satu jalur utama masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di seluruh Indonesia.
UTBK-SNBT menggabungkan dua komponen utama, yaitu Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kemampuan Akademik (TKA).
TPS digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir umum, seperti penalaran logis, kemampuan verbal, kuantitatif, dan pemahaman bacaan.
Sedangkan TKA berfokus pada kemampuan akademik peserta berdasarkan rumpun ilmu yang dipilih, baik Sains dan Teknologi (Saintek) maupun Sosial dan Humaniora (Soshum).
Dengan sistem ujian berbasis komputer, UTBK-SNBT dinilai lebih objektif, transparan, dan efisien dibanding metode seleksi tradisional.
Hasil ujian dapat diakses secara daring melalui portal resmi SNPMB, dan nilai dari UTBK-SNBT menjadi salah satu pertimbangan utama dalam proses seleksi penerimaan di berbagai universitas negeri.
TKA dan UTBK-SNBT Saling Melengkapi
Baik TKA maupun UTBK-SNBT memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan nasional.
TKA berfungsi untuk mengukur kemampuan akademik dasar siswa, sementara UTBK-SNBT menjadi gerbang resmi seleksi masuk perguruan tinggi negeri dengan menilai kemampuan akademik sekaligus potensi kognitif.
Bagi calon mahasiswa tahun 2025, memahami perbedaan dan tujuan dari kedua tes ini menjadi hal penting untuk menentukan strategi belajar yang tepat.
Dengan persiapan yang matang dan pemahaman mendalam terhadap pola soal, peluang untuk lolos seleksi perguruan tinggi favorit tentu akan semakin besar.***