UMKMJATIM.COM –Pemerintah Kabupaten Tuban terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani lokal melalui kerjasama dengan Bulog. Langkah ini menjadi bagian dari usaha mengurangi ketergantungan pada impor beras dan memberikan nilai tambah bagi hasil pertanian petani setempat.
Pada Kamis (30/1/2025), di Aula Dewi Sri, Tuban, dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Penyerapan Gabah/Beras Petani oleh Bulog yang dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tuban, Endro Budi Sulistyo, Pimpinan Kantor Cabang Perum Bulog Bojonegoro, perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), serta penyuluh pertanian.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyepakati langkah bersama dalam penyerapan gabah dari petani lokal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP2P) Kabupaten Tuban, Eko Julianto, menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Menteri Pertanian yang mengharapkan penyerapan gabah dan beras sebanyak mungkin dari petani lokal.
“Forum ini merupakan kesempatan untuk melakukan kesepakatan bersama agar kita dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Lebih lanjut, Eko berharap agar kebijakan ini dapat mengubah pandangan generasi muda terhadap profesi petani. Dalam beberapa tahun terakhir, profesi petani mengalami penurunan yang signifikan, hingga mencapai 13 persen.
Menurutnya, di era modern ini, banyak yang memandang profesi petani kurang menguntungkan, padahal dengan kebijakan ini, petani bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Endro Budi Sulistyo, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Tuban, juga menyampaikan harapan agar petani Tuban mendukung program pemerintah dalam penyerapan gabah dan beras.
Pemerintah pusat menargetkan untuk menyerap sebanyak 3 juta ton beras dari petani di seluruh Indonesia. “Saya berharap para petani Tuban dapat menjual gabah mereka ke Bulog yang menawarkan harga lebih tinggi dibandingkan tengkulak,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari program ini, Bulog dan DKP2P Tuban akan melakukan pemetaan wilayah pertanian di Kabupaten Tuban. Setiap kecamatan akan diberikan target penyerapan gabah, dengan petani yang akan mendapatkan edukasi mengenai standar kualitas yang diterima oleh Bulog. Bulog sendiri berkomitmen untuk membeli Gabah Kering.