Strategi Pemkab Bojonegoro Mengatasi Fluktuasi Harga Pertanian dan Meningkatkan Kesejahteraan Petani

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Monday, 24 February 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

UMKMJATIM.COM – Disebutkan bahwa fluktuasi harga hasil pertanian masih menjadi tantangan besar bagi para petani di Kabupaten Bojonegoro.

Salah satu komoditas yang terkena dampaknya adalah Gabah Kering Panen (GKP) di Kecamatan Trucuk.

Pada Januari 2025, harga GKP di wilayah tersebut mengalami penurunan dari Rp 6.500 menjadi Rp 6.000 per kilogram.

Kondisi serupa juga terjadi pada harga jagung pipilan kering di Kecamatan Dander yang turun dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.000 per kilogram pada April 2024.

Selain masalah harga yang tidak menentu, petani di Bojonegoro juga menghadapi kendala dalam mendapatkan bibit dan pupuk berkualitas.

Keberadaan tengkulak dan spekulan yang membeli hasil pertanian di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP) turut memperparah kondisi ini.

Akibatnya, banyak petani merasa dirugikan dan sulit untuk mendapatkan keuntungan yang layak.

Melihat kondisi tersebut, Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, mengambil langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan petani di wilayahnya.

Baca Juga :  Dari Hobi Jadi Rezeki: Perjuangan UMKM Keripik Buah Malang Bu Siti Munifah

Salah satu strategi yang diterapkan adalah memperkuat keterhubungan antara petani dengan para pengepul atau offtaker.

Dalam rangka mencapai tujuan ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro bekerja sama dengan PT ID Food dan PT Great Giant Foods (GGF) guna memastikan adanya kontrak pembelian langsung dari petani.

Melalui kerja sama tersebut, diharapkan distribusi hasil pertanian menjadi lebih efisien, sehingga petani lebih mudah menjual produknya tanpa harus bergantung pada tengkulak.

PT GGF bahkan menyatakan kesiapannya untuk mendukung kestabilan harga pascapanen di Bojonegoro.

Selain itu, perusahaan tersebut juga berkolaborasi dengan Pemkab untuk mengembangkan budidaya pisang Cavendish di wilayah tersebut.

Pengembangan budidaya pisang Cavendish ini akan dilakukan di lahan seluas 10 hektar di Bojonegoro.

Lahan tersebut akan dikelola bersama petani lokal melalui skema kemitraan. Petani akan mendapatkan akses terhadap bibit unggul, pelatihan, pendampingan, dan pasar yang lebih luas.

Baca Juga :  Dorong Ekspor Coklat, Mendag Kunjungi Wisata Edukasi Kampung Coklat Blitar

Dengan demikian, diharapkan kesejahteraan petani dapat meningkat secara signifikan.

Selain itu, PT GGF juga berkomitmen untuk menyediakan bibit tanaman unggul bagi para petani setempat.

Melalui skema pembelian langsung, hasil pertanian akan dibeli oleh PT GGF tanpa perantara, sehingga diharapkan tidak ada lagi kekhawatiran terkait penjualan pascapanen.

Dengan adanya kepastian pasar, petani akan lebih fokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian mereka.

Tak hanya menggandeng PT GGF, Pemkab Bojonegoro juga bermitra dengan PT ID Food dalam rangka mengadakan program Pasar Murah Bahan Pokok Pangan.

Program ini dilaksanakan di berbagai lokasi agar masyarakat dapat memperoleh bahan pangan dengan harga yang lebih terjangkau.

Langkah ini sekaligus menjadi upaya untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di tingkat konsumen.

Baca Juga :  Harga Kacang Hijau di Sumenep Melonjak: Pasokan Terbatas Jadi Pemicu

PT ID Food juga merencanakan akuisisi produsen minyak lokal sebagai pemasok bahan baku minyak goreng “MinyaKita.”

Melalui langkah ini, diharapkan pasokan minyak goreng tetap stabil dan harga di pasaran tidak mengalami lonjakan yang signifikan.

Selain itu, perusahaan tersebut akan mengadakan berbagai kegiatan pendampingan bagi petani lokal, termasuk penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.

Melalui serangkaian langkah tersebut, Bupati Setyo Wahono berharap petani di Bojonegoro dapat merasakan manfaat yang nyata.

Dengan adanya kontrak pembelian langsung, akses terhadap bibit unggul, serta pelatihan dan pendampingan, petani diharapkan bisa menikmati harga jual yang lebih kompetitif dan sistem distribusi yang lebih menguntungkan.

Ia optimistis bahwa dengan program-program ini, petani akan mampu memasarkan hasil panennya dengan harga yang lebih baik dan meraih kesejahteraan yang lebih tinggi.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Harga Cabai di Bondowoso Meroket Awal Ramadan, Pedagang dan Konsumen Mengeluh
Lonjakan Permintaan Perlengkapan Salat di Lamongan Awal Ramadan: Pedagang Raup Keuntungan Besar
Ketersediaan Daging Sapi di Kota Batu Jelang Ramadan 2025 Dipastikan Aman
Pentingnya Penyulaman dalam Budidaya Tebu untuk Meningkatkan Produktivitas Gula
Harga Bahan Pokok Melonjak di Sumenep Awal Ramadhan: Ibu Rumah Tangga Mengeluh, Pedagang Beri Penjelasan
Dandim 0802 Ponorogo Tinjau Panen Padi dan Dorong Penyerapan Gabah Petani
Kue Kering Mawar Jadul Blitar Masih Jadi Primadona di Ramadan 2025
Meriahkan Ramadan, Bupati Sumenep Akan Resmikan Bazar Takjil Tahunan

Berita Terkait

Monday, 3 March 2025 - 21:00 WIB

Harga Cabai di Bondowoso Meroket Awal Ramadan, Pedagang dan Konsumen Mengeluh

Monday, 3 March 2025 - 20:00 WIB

Ketersediaan Daging Sapi di Kota Batu Jelang Ramadan 2025 Dipastikan Aman

Monday, 3 March 2025 - 19:30 WIB

Pentingnya Penyulaman dalam Budidaya Tebu untuk Meningkatkan Produktivitas Gula

Monday, 3 March 2025 - 19:00 WIB

Harga Bahan Pokok Melonjak di Sumenep Awal Ramadhan: Ibu Rumah Tangga Mengeluh, Pedagang Beri Penjelasan

Sunday, 2 March 2025 - 21:00 WIB

Dandim 0802 Ponorogo Tinjau Panen Padi dan Dorong Penyerapan Gabah Petani

Berita Terbaru

Bisnis

Pembiayaan Multiguna: Solusi Keuangan Fleksibel untuk UMKM

Tuesday, 4 Mar 2025 - 09:00 WIB