Pemkab Trenggalek Targetkan Produksi Padi 160 Ribu Ton pada 2025

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Saturday, 1 March 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

UMKMJATIM.COM – Diberitakan bahwa Pemkab Trenggalek berupaya meningkatkan produksi padi sebagai bagian dari strategi memperkuat ketahanan pangan nasional.

Dengan berbagai langkah strategis yang telah disiapkan, Pemkab optimis bahwa pada tahun 2025, produksi padi di wilayahnya dapat mencapai 160 ribu ton,

mengalami kenaikan signifikan dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 138 ribu ton.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, Imam Nurhadi, menjelaskan bahwa salah satu strategi utama untuk mencapai target tersebut adalah menerapkan sistem tanam tancap 14.

Konsep ini mengacu pada metode tanam cepat, di mana setelah proses panen selesai, lahan harus kembali ditanami dalam waktu 14 hari secara serentak.

Baca Juga :  Kontribusi Signifikan PAFI Painan untuk Meningkatkan Standar Farmasi Nasional

Dengan sistem ini, diharapkan siklus tanam dapat berlangsung lebih cepat dan efisien, sehingga produktivitas lahan semakin meningkat.

Untuk mendukung penerapan sistem ini, Pemkab Trenggalek akan mengoptimalkan penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) agar persiapan lahan bisa dilakukan dengan lebih cepat.

Imam Nurhadi menyebutkan bahwa pembibitan akan dilakukan di luar lahan pertanian,

sehingga ketika lahan sudah siap, tanah masih memiliki waktu untuk beristirahat sebelum kembali digunakan untuk penanaman berikutnya.

Di Kabupaten Trenggalek, daerah yang menjadi pusat utama produksi padi tersebar di beberapa kecamatan, yaitu Gandusari, Durenan, Munjungan, dan Panggul.

Pemkab berencana untuk memaksimalkan penggunaan Alsintan berukuran besar di wilayah dataran rendah, guna mempercepat proses pengolahan lahan.

Baca Juga :  Meski Luas Panen Menurun, Produksi Padi dan Beras Kota Malang Tahun 2024 Justru Naik

Sementara itu, untuk daerah dengan kontur tanah berbukit atau terasering, perhatian utama akan diberikan pada sistem irigasi.

Pemerintah memastikan bahwa suplai air ke lahan pertanian tetap terpenuhi agar tanaman padi dapat tumbuh optimal meskipun berada di wilayah dengan kondisi geografis yang lebih menantang.

Pemkab Trenggalek menegaskan bahwa penggunaan Alsintan akan difokuskan untuk lahan datar,

sedangkan di daerah terasering, intervensi yang dilakukan lebih diarahkan pada perbaikan sistem irigasi guna menjamin ketersediaan air yang stabil.

Terkait dengan jenis padi yang akan ditanam, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek memberikan kebebasan penuh kepada para petani dalam memilih varietas yang mereka anggap unggul dan sesuai dengan kondisi lahan masing-masing.

Baca Juga :  Menjelang Ramadhan, Harga Bumbu Dapur di Ponorogo Merangkak Naik

Pemkab menyadari bahwa setiap petani memiliki preferensi sendiri terkait jenis padi yang ingin mereka budidayakan.

Oleh karena itu, keputusan mengenai varietas yang digunakan tetap diserahkan kepada petani, tanpa adanya kewajiban untuk menanam jenis tertentu.

Dengan strategi yang telah disusun, Pemkab Trenggalek berharap peningkatan produksi padi yang ditargetkan dapat tercapai.

Selain memperkuat ketahanan pangan daerah, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.

Pemerintah terus berupaya memberikan dukungan maksimal agar sektor pertanian di Trenggalek semakin maju, produktif, dan berkelanjutan.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Telkomsel Dukung Hilirisasi Industri Mineral Lewat Optimalisasi Jaringan di PT Smelting Gresik
Harga Cabai Merah di Kediri Naik, Cabai Rawit Justru Turun: Ini Rinciannya
Bupati Sampang Dorong Holding PT GSM Jadi Motor PAD Lewat Tata Kelola Profesional
Pertamina Imbau Masyarakat Tak Panic Buying LPG, Gunakan Sesuai Peruntukannya
Anomali Cuaca Ancam Panen Tembakau di Sampang, Petani Harus Kerja Ekstra
Soto Ayam Kampung Pak Darto: Rasa Nostalgia di Tengah Sawah Karangrejo, Madiun
Tajin Sora Mbak Iyat: Cita Rasa Tradisi dan Kuah Lodeh Khas yang Sarat Nilai Sosial
Kerupuk Poli NURA, Cita Rasa Nusantara dari Sudut Desa Aeng Dake yang Siap Goreng dan Siap Saing

Berita Terkait

Sunday, 29 June 2025 - 21:00 WIB

Telkomsel Dukung Hilirisasi Industri Mineral Lewat Optimalisasi Jaringan di PT Smelting Gresik

Sunday, 29 June 2025 - 20:30 WIB

Harga Cabai Merah di Kediri Naik, Cabai Rawit Justru Turun: Ini Rinciannya

Sunday, 29 June 2025 - 19:30 WIB

Pertamina Imbau Masyarakat Tak Panic Buying LPG, Gunakan Sesuai Peruntukannya

Sunday, 29 June 2025 - 19:00 WIB

Anomali Cuaca Ancam Panen Tembakau di Sampang, Petani Harus Kerja Ekstra

Saturday, 28 June 2025 - 21:00 WIB

Soto Ayam Kampung Pak Darto: Rasa Nostalgia di Tengah Sawah Karangrejo, Madiun

Berita Terbaru

Bisnis

Riset Pasar: Kunci Menyelamatkan dan Mengembangkan UMKM Anda

Monday, 30 Jun 2025 - 08:29 WIB