UMKMJATIM.COM – Disebutkan bahwa Pemerintah Kota Batu menunjukkan keseriusannya dalam mengembalikan kejayaan apel sebagai ikon utama daerah.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah mencari bibit unggul apel dari Fukushima, Jepang.
Langkah ini diambil untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi para petani apel, seperti tingginya biaya produksi serta menurunnya kualitas tanah akibat degradasi lingkungan.
Dalam pertemuan rutin Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mitra Arjuna bersama para petani di Desa Tulungrejo pada Senin malam, 17 Maret 2025, Wali Kota Batu, Nurochman,
menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung pertanian apel agar tetap menjadi komoditas unggulan.
Ia menyadari bahwa berbagai kendala yang dihadapi petani harus segera ditangani agar sektor pertanian apel tidak semakin terpuruk.
Sebagai bagian dari upaya revitalisasi ini, pemerintah akan berkolaborasi dengan para ahli pertanian untuk mengembangkan varietas apel yang lebih tahan terhadap perubahan iklim.
Teknologi pertanian modern dan metode budidaya yang lebih efisien akan diterapkan guna meningkatkan hasil panen sekaligus menekan biaya produksi.
Langkah awal yang telah dirancang adalah pembangunan lahan percontohan atau demplot di Kecamatan Bumiaji.
Lahan ini nantinya akan difungsikan sebagai pusat penelitian serta pengembangan teknik budidaya apel yang lebih efektif.
Dengan adanya pusat penelitian ini, diharapkan petani dapat mempelajari teknik-teknik terbaru yang mampu meningkatkan produktivitas serta kualitas hasil panen mereka.
Selain fokus pada pengembangan bibit unggul dan teknik budidaya, pemerintah juga berencana meninjau kembali kerja sama dengan Fukushima, Jepang.
Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan untuk memperoleh bibit apel berkualitas tinggi, tetapi juga untuk memperluas akses pasar bagi para petani Kota Batu.
Dengan adanya akses yang lebih luas ke pasar internasional, kesejahteraan petani diharapkan meningkat, sekaligus memperkuat posisi Kota Batu sebagai sentra produksi apel di Indonesia.
Rencana ini mendapat sambutan positif dari para petani.
Ketua Kelompok Tani Apel Maju Bersama, Utomo, yang juga merupakan anggota Gapoktan Mitra Arjuna, mengapresiasi keseriusan pemerintah dalam mendukung pertanian apel.
Ia mengakui bahwa meskipun banyak petani mulai beralih ke komoditas lain karena tantangan yang ada, kelompoknya tetap berkomitmen untuk terus membudidayakan apel sebagai produk unggulan daerah.
Sementara itu, Dulkamar, seorang penyuluh pertanian dari Desa Tulungrejo, menegaskan pentingnya mempertahankan lahan apel yang masih tersisa.
Ia menyampaikan bahwa saat ini luas lahan apel di Desa Tulungrejo hanya mencapai 311 hektare, sehingga diperlukan strategi untuk menjaga keberlanjutannya.
Para petani berharap mendapatkan arahan lebih lanjut mengenai cara mempertahankan dan mengembangkan pertanian apel agar tetap menjadi simbol Kota Batu.
Pemerintah Kota Batu optimistis bahwa dengan adanya inovasi pertanian serta dukungan dari masyarakat, apel dapat kembali menjadi komoditas unggulan yang mendukung perekonomian lokal.
Keberhasilan program ini bergantung pada kolaborasi yang kuat antara pemerintah, petani, dan para ahli pertanian.
Dengan kerja sama yang solid, Kota Batu diharapkan mampu mengembalikan kejayaan apelnya sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.***