UMKMJATIM.COM – Di tengah perkembangan zaman yang semakin dinamis, salah satu jenis usaha yang dinilai masih menjanjikan secara jangka panjang adalah franchise atau waralaba di bidang lembaga pendidikan.
Banyak pelaku bisnis mulai melirik sektor ini karena dinilai stabil, berkelanjutan, dan memiliki pasar yang terus tumbuh.
Menurut Ester Patricia, M.Psi, pemilik waralaba Kumon di Madiun, potensi keuntungan dari usaha pendidikan ini sangat besar karena sifatnya yang sustainable.
Ia menjelaskan bahwa selama masih ada anak-anak dan orang tua, maka kebutuhan terhadap pendidikan tambahan akan terus ada.
Pasar ini dinilai cukup stabil karena setiap generasi akan selalu memiliki kebutuhan dalam hal pengembangan akademik maupun keterampilan.
Ester mengungkapkan bahwa para orang tua di era modern cenderung memberikan yang terbaik untuk pendidikan anak-anak mereka.
Hal ini menjadi faktor penting yang menjamin keberlangsungan usaha di sektor pendidikan.
Kebutuhan Orang Tua Akan Layanan Pendidikan Semakin Tinggi
Tingginya tingkat kesibukan para orang tua, khususnya di era digital saat ini, menjadi alasan mengapa banyak dari mereka membutuhkan dukungan eksternal dalam membimbing anak-anaknya.
Keterbatasan waktu membuat orang tua tak selalu bisa terlibat langsung dalam proses belajar anak.
Maka dari itu, lembaga pendidikan nonformal seperti bimbingan belajar menjadi solusi yang sangat dibutuhkan.
Selain itu, pertumbuhan jumlah franchise pendidikan juga menunjukkan tren yang positif.
Di tengah kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, jumlah waralaba di sektor ini justru meningkat.
Fakta ini mencerminkan adanya permintaan yang terus tumbuh di tengah masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya pendidikan berkualitas.
Metode Tatap Muka Tetap Diminati di Era Digital
Meski kini banyak muncul platform belajar online, Ester menilai bahwa kehadiran lembaga pendidikan tatap muka tetap memiliki keunggulan tersendiri.
Menurutnya, interaksi langsung antara pengajar dan siswa memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran yang tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh teknologi.
Hal ini menjadi semakin relevan jika melihat karakteristik Generasi Alpha—anak-anak yang lahir antara tahun 2010 hingga 2024.
Generasi ini dikenal sangat akrab dengan teknologi dan cenderung mencari informasi dari gawai atau kecerdasan buatan (AI) ketimbang bertanya langsung kepada orang tua maupun guru.
Namun di sisi lain, kebutuhan akan pendampingan belajar secara personal tetap tinggi, sehingga lembaga pendidikan tatap muka masih sangat relevan.
Franchise Pendidikan sebagai Investasi Masa Depan
Melihat perkembangan tersebut, waralaba lembaga pendidikan dinilai bukan hanya sebagai bisnis musiman, tetapi juga investasi jangka panjang yang menjanjikan.
Peluang ini terbuka luas, apalagi bagi mereka yang ingin berkontribusi dalam dunia pendidikan sambil memperoleh keuntungan finansial.
Dengan konsep yang sudah teruji, pasar yang terus berkembang, serta permintaan yang tinggi dari masyarakat, bisnis franchise di bidang pendidikan diprediksi akan terus bersinar dalam beberapa tahun ke depan.***