UMKMJATIM.COM – Kinerja sektor perbankan di Jawa Timur menunjukkan performa positif pada kuartal I 2025.
Berdasarkan data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur, penyaluran kredit berhasil mencapai Rp609,22 triliun hingga akhir Maret 2025.
Angka ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 6,37 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dibandingkan dengan Rp572,72 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mencatat pertumbuhan meskipun lebih moderat, yaitu sebesar 2,94 persen yoy.
Total DPK meningkat dari Rp770,12 triliun pada Maret 2024 menjadi Rp792,73 triliun pada Maret 2025.
Kepala OJK Provinsi Jatim, Yunita Linda Sari, menegaskan bahwa ketahanan sektor perbankan di wilayah tersebut tetap kokoh.
Hal ini terlihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang tinggi, yakni mencapai 30,43 persen pada Maret 2025.
Selain itu, rasio Loan at Risk (LAR) juga stabil di angka 10,57 persen. Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) gross tercatat sebesar 3,29 persen.
Yunita juga menjelaskan bahwa sebagian besar kredit perbankan di Jawa Timur disalurkan ke tiga sektor utama, yakni sektor rumah tangga, perdagangan besar dan eceran, serta industri pengolahan.
Sementara berdasarkan jenis usaha, mayoritas kredit diberikan kepada debitur non-UMKM.
Meski demikian, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tetap menunjukkan kinerja positif.
Hingga 31 Maret 2025, total penyaluran KUR oleh perbankan di Jawa Timur mencapai Rp67,20 triliun.
Sementara itu, secara nasional, penyaluran KUR tercatat sebesar Rp443,02 triliun.
Joko Budi Santoso, pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya,
menyampaikan bahwa pertumbuhan kredit di Jatim sepanjang kuartal pertama tahun ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan konsumsi masyarakat saat bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri.
Permintaan yang tinggi dari masyarakat mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan stok barang dan kapasitas produksi.
Akibatnya, kebutuhan terhadap pembiayaan modal pun ikut meningkat, khususnya di sektor perdagangan dan industri pengolahan.
Joko juga menambahkan bahwa sektor rumah tangga ikut menyumbang pertumbuhan kredit, seiring meningkatnya aktivitas konsumsi menjelang hari besar keagamaan.
Di samping itu, penyaluran KUR turut menopang aktivitas usaha kecil dan menengah, yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah.
Menurutnya, memperkuat pasar domestik adalah langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global yang masih berlangsung.
Stabilitas sektor perbankan yang tetap terjaga menjadi penopang utama dalam mendukung aktivitas ekonomi dan pembiayaan,
terlebih saat investasi asing langsung (PMA) dan dalam negeri (PMDN) belum menunjukkan peningkatan signifikan.
Melalui kinerja perbankan yang sehat dan juga strategi penyaluran kredit tepat sasaran, Jawa Timur berpotensi terus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui penguatan konsumsi, produksi, dan sektor UMKM.***