UMKMJATIM.COM – Keberadaan program One Pesantren One Product (OPOP) yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan dampak positif yang nyata bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah tersebut.
Salah satu contoh sukses datang dari UMKM Gedang Koe asal Probolinggo, yang mencatatkan peningkatan omset serta perkembangan bisnis yang signifikan sejak bergabung dengan program tersebut.
Diah Retno Purwanti, pemilik UMKM Gedang Koe, mengungkapkan bahwa setelah menjadi bagian dari program OPOP, banyak perubahan positif yang dirasakan dalam usahanya.
Salah satu yang paling terasa adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan.
Tidak hanya itu, pelatihan desain kemasan, bantuan fasilitas produksi, hingga pendampingan pengurusan legalitas produk juga didapatkan secara menyeluruh.
Menurut Diah, pendampingan dari program OPOP turut membantu mengembangkan kualitas produknya, terutama dalam hal olahan berbahan dasar pisang yang menjadi fokus utama usahanya.
Sebelumnya, ia hanya membuat produk dengan meniru konsep teman dekat yang juga berbisnis serupa.
Namun sejak bergabung dengan OPOP pada tahun 2020, Diah mulai mendapatkan pelatihan membuat olahan pisang yang lebih variatif dan menarik bagi konsumen.
UMKM Gedang Koe sendiri telah memulai kiprahnya sejak tahun 2019, namun peningkatan yang signifikan baru dirasakan setelah menjadi bagian dari ekosistem OPOP.
Berbagai pelatihan yang disediakan program ini membuat Diah semakin percaya diri untuk mengembangkan produknya, baik dari sisi kualitas maupun tampilan.
Kini, ia tidak hanya fokus pada produksi, namun juga mulai menargetkan pangsa pasar yang lebih luas di luar daerah Probolinggo.
Harapannya, produk olahan pisang khas Gedang Koe dapat dikenal secara nasional dan bahkan menembus pasar ekspor suatu hari nanti.
Program OPOP Jawa Timur memang dirancang untuk memberdayakan ekonomi pesantren dan sekitarnya melalui pengembangan produk unggulan berbasis komunitas.
Tak hanya memberikan pelatihan teknis dan manajerial, OPOP juga membuka akses pasar lebih luas bagi para pelaku usaha. Hal inilah yang menjadi keunggulan program tersebut dalam membantu UMKM naik kelas.
Bagi Diah, keberadaan OPOP bukan sekadar program bantuan, melainkan wadah transformasi yang nyata bagi pelaku UMKM lokal.
Ia menilai, perhatian pemerintah terhadap sektor UMKM melalui program seperti ini perlu terus diperkuat agar semakin banyak pelaku usaha kecil bisa berkembang secara berkelanjutan.
Kesuksesan Gedang Koe adalah bukti bahwa sinergi antara pelaku usaha dan program pemberdayaan dari pemerintah mampu menciptakan perubahan yang berdampak nyata.
Dengan semangat dan ketekunan, serta dukungan dari program-program seperti OPOP, UMKM lokal pun mampu tumbuh lebih kuat dan berdaya saing tinggi di pasar.***