Dalam dunia industri, proses produksi seringkali menghasilkan lebih dari satu jenis produk. Konsep produk bersama (joint products) dan produk sampingan (by-products) seringkali membingungkan. Keduanya berasal dari bahan baku dan proses yang sama hingga titik tertentu, namun memiliki perbedaan signifikan dalam hal tujuan produksi, nilai relatif, dan perlakuan akuntansi.
Karakteristik Produk Bersama (Joint Products)
Produk bersama adalah dua atau lebih produk yang dihasilkan secara simultan dari satu proses produksi. Masing-masing produk memiliki nilai jual yang signifikan dan merupakan tujuan utama proses produksi. Tidak ada satu produk pun yang dianggap “lebih utama” secara signifikan daripada yang lain.
Ciri-ciri Produk Bersama:
- Semua produk bersama merupakan hasil yang diinginkan dan direncanakan dari proses produksi. Perusahaan secara aktif berupaya menghasilkan semua produk tersebut.
- Produk-produk ini muncul dari proses yang sama secara bersamaan, menggunakan input bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang sama hingga mencapai titik pisah (split-off point).
- Masing-masing produk memiliki nilai penjualan yang relatif besar dan sebanding dengan produk lain yang dihasilkan dari proses yang sama. Tidak ada produk yang nilai jualnya jauh lebih dominan.
- Terdapat hubungan fisik yang erat antara produk-produk bersama. Tidak mungkin menghasilkan satu produk tanpa menghasilkan yang lain. Peningkatan kuantitas satu produk cenderung diikuti peningkatan kuantitas produk lainnya secara proporsional.
- Biaya yang terjadi sebelum titik pisah (biaya bersama) harus dialokasikan ke masing-masing produk bersama untuk keperluan penentuan harga pokok, penilaian persediaan, dan pelaporan keuangan. Metode alokasi biaya yang tepat, seperti metode nilai pasar neto yang dapat direalisasi, sangat penting untuk akurasi.
- Setelah titik pisah, produk bersama dapat langsung dijual atau memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk meningkatkan nilai jualnya. Keputusan untuk memproses lebih lanjut tergantung pada analisis biaya-manfaat yang cermat.
Contoh Produk Bersama:
- Pengolahan minyak bumi: Bensin, solar, avtur, dan minyak tanah dihasilkan secara simultan dari minyak mentah. Semua produk memiliki nilai jual tinggi dan merupakan tujuan utama proses penyulingan.
- Pengolahan susu: Susu pasteurisasi, keju, mentega, dan krim dihasilkan dari susu mentah. Masing-masing produk memiliki nilai jual yang signifikan.
- Industri daging: Berbagai potongan daging (misalnya, daging sapi, steak, daging giling) dihasilkan dari seekor hewan ternak. Semua potongan memiliki nilai komersial yang penting.
- Industri kimia: Reaksi kimia tertentu dapat menghasilkan beberapa produk kimia dengan nilai jual yang sebanding. Contohnya produksi berbagai jenis plastik dari bahan baku utama yang sama.
Karakteristik Produk Sampingan (By-Products)
Produk sampingan juga dihasilkan secara simultan dari suatu proses produksi yang sama dengan produk utama, namun nilai jualnya relatif kecil atau tidak berarti dibandingkan produk utama. Produk sampingan biasanya bukan tujuan utama proses produksi, melainkan hasil yang tidak terhindarkan dari pembuatan produk utama.
Ciri-ciri Produk Sampingan:
- Produk sampingan dihasilkan secara tidak sengaja atau sebagai hasil tak terhindarkan dari pembuatan produk utama. Fokus utama perusahaan tetap pada produk utamanya.
- Nilai jual atau total pendapatan dari produk sampingan jauh lebih rendah dibandingkan dengan produk utama. Kontribusinya terhadap total pendapatan perusahaan biasanya sangat kecil.
- Kuantitas produk sampingan seringkali lebih sedikit dibandingkan produk utama.
- Produk sampingan dapat dijual langsung atau memerlukan pemrosesan minimal (misalnya, pengemasan, pembersihan) agar dapat dijual.
- Perlakuan akuntansi berbeda. Biaya bersama biasanya tidak dialokasikan ke produk sampingan. Pendapatan dari penjualan produk sampingan seringkali diperlakukan sebagai pengurangan biaya produksi produk utama atau sebagai pendapatan lain-lain.
- Keputusan untuk melanjutkan produksi tidak didasarkan pada profitabilitas produk sampingan, melainkan pada profitabilitas produk utama. Eksistensi produk sampingan tidak memengaruhi keputusan produksi utama.
Contoh Produk Sampingan:
- Penggilingan padi: Dedak dan sekam padi dihasilkan saat mengolah gabah menjadi beras (produk utama). Nilai jual dedak dan sekam jauh lebih rendah daripada beras.
- Penggergajian kayu: Serbuk gergaji dan potongan kayu kecil dihasilkan saat memproses kayu gelondongan menjadi papan atau balok. Nilai jualnya jauh lebih rendah daripada papan kayu.
- Pabrik tahu: Ampas kedelai dihasilkan dari proses pembuatan tahu (produk utama). Ampas kedelai dapat dijual sebagai pakan ternak atau bahan baku oncom, tetapi nilainya jauh lebih rendah daripada tahu.
- Pengolahan kulit: Pada industri pengolahan kulit untuk pembuatan sepatu atau tas, potongan-potongan kulit yang kecil dan tidak beraturan menjadi produk sampingan yang mungkin dijual untuk keperluan lain dengan nilai jual yang jauh lebih rendah.
Membedakan produk bersama dan produk sampingan sangat penting dalam akuntansi biaya karena memengaruhi bagaimana biaya diakumulasikan dan dialokasikan. Ini berdampak pada penilaian persediaan dan pelaporan profitabilitas. Pemahaman yang jelas tentang karakteristik keduanya memungkinkan manajemen untuk mengoptimalkan pemanfaatan semua hasil produksi dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Perusahaan perlu melakukan analisis yang menyeluruh untuk menentukan strategi pemasaran dan pengelolaan yang tepat bagi kedua jenis produk ini guna memaksimalkan keuntungan.