UMKMJATIM.COM – Diberitakan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Jawa Timur menjamin ketersediaan bahan pokok selama berlangsungnya Gerakan Pangan Murah (GPM) di Ponorogo, tepatnya di kantor Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, pada Kamis (20/2/2025).
Dengan stok yang melimpah, masyarakat diharapkan tidak khawatir kehabisan kebutuhan pokok ketika menghadiri acara tersebut.
Gerakan Pangan Murah ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pokok, terutama menjelang bulan Ramadan.
DPKP Jawa Timur memilih Ponorogo sebagai lokasi ke-12 dari total 38 kabupaten/kota yang akan dikunjungi dalam rangkaian program ini.
Sukemi, Ketua Tim Kerja Distribusi Pangan DPKP Jawa Timur, menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan GPM di Ponorogo, pihaknya bekerja sama dengan sejumlah instansi terkait untuk memastikan kebutuhan pangan terpenuhi.
Salah satunya adalah Perum Bulog yang turut mendistribusikan beberapa bahan pokok penting seperti beras, gula pasir, dan minyak goreng.
Sementara itu, DPKP Jawa Timur sendiri menyediakan komoditas pangan lainnya, di antaranya telur ayam, bawang merah dan bawang putih, serta cabai rawit dan cabai merah.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan pilihan bahan pangan yang lengkap dan berkualitas bagi masyarakat setempat.
Dalam rangka mendukung kelancaran GPM, DPKP Jawa Timur telah menyiapkan berbagai bahan pokok dalam jumlah yang cukup besar.
Untuk kebutuhan telur ayam, disediakan sebanyak 100 kg, sedangkan bawang merah dan bawang putih masing-masing tersedia 3 kwintal.
Tidak hanya itu, stok cabai merah dan cabai rawit juga telah dipersiapkan masing-masing sebanyak 50 kg.
Komoditas ini sering kali mengalami lonjakan harga, terutama menjelang hari-hari besar keagamaan, sehingga keberadaannya di GPM diharapkan dapat membantu menjaga kestabilan harga di pasaran.
Sementara itu, Bulog turut serta dengan menyediakan beras premium sebanyak 200 kg dan beras medium 500 kg.
Selain beras, minyak goreng juga menjadi salah satu bahan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat. Untuk itu, GPM kali ini menyediakan hingga 600 liter minyak goreng.
Gula pasir, yang juga menjadi kebutuhan pokok utama masyarakat, tersedia dalam jumlah melimpah, yaitu 850 kg.
Dengan persediaan yang cukup ini, masyarakat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dengan harga yang lebih terjangkau.
Melalui pernyataannya, Sukemi menegaskan bahwa tujuan utama dari pelaksanaan Gerakan Pangan Murah ini adalah untuk mengantisipasi lonjakan harga bahan pokok yang biasanya terjadi menjelang bulan Ramadan.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyadari bahwa peningkatan permintaan selama Ramadan kerap kali memicu kenaikan harga sejumlah komoditas pangan.
Dengan hadirnya GPM di Ponorogo, masyarakat tidak hanya mendapatkan akses langsung terhadap bahan pokok dengan harga lebih murah tetapi juga membantu menjaga stabilitas harga di pasar tradisional.
Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, terutama bagi kalangan masyarakat berpenghasilan rendah.
Pelaksanaan GPM di Ponorogo mendapat respons positif dari masyarakat setempat. Mereka mengapresiasi langkah DPKP Jawa Timur dalam menghadirkan bahan pokok dengan harga terjangkau di tengah ancaman inflasi pangan.
Beberapa warga bahkan berharap program serupa dapat dilaksanakan secara rutin, tidak hanya menjelang Ramadan tetapi juga di momen-momen lain ketika harga pangan cenderung meningkat.
Ke depan, DPKP Jawa Timur berencana untuk terus mengembangkan program-program serupa guna mendukung ketahanan pangan di seluruh wilayah provinsi.
Selain menyediakan bahan pokok dengan harga murah, pemerintah juga akan mendorong edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mengelola konsumsi pangan secara bijak dan efektif.
Dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah, instansi terkait, dan masyarakat, diharapkan ketahanan pangan di Jawa Timur dapat terjaga dengan baik.
Gerakan Pangan Murah ini bukan hanya tentang distribusi bahan pokok semata, tetapi juga upaya nyata dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat melalui kestabilan harga pangan.***